cookieOptions = {...}; Glomerulonefritis kucing akibat investasi coronavirus | My veterinary day
Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

24 Desember 2013

Glomerulonefritis kucing akibat investasi coronavirus

Patologi Veteriner Sistemik
  GLOMERULONEFRITIS PADA KUCING AKIBAT INFESTASI CORONAVIRUS


IRMA ROZALINA
1109005041
Kelas A



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR- BALI
2013

______________________________________________

DOWNLOAD
______________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

Glomerulonefritis mengacu pada suatu peradangan pada glomerulus, yang merupakan unit yang terlibat dalam filtrasi di ginjal. Peradangan ini biasanya menghasilkan salah satu atau keduanya ginjal nefrotik (sindrom nefritik).Penyebab utama adalah intrinsik ke ginjal. Sedangkan sekunder berhubungan dengan infeksi tertentu (bakteri, virus atau parasit patogen), obat-obatan, gangguan sistemik ( SLE, vaskulitis), atau diabetes. Ada banyak penyebab penyakit ini diataranya terjadi akibat mekanisme kompleks imun, yaitu karena terdeteksi adanya komplemen imunoglobulin. Penyakit ini dapat terjadi pada kucing yang biasanya berkaitan dengan infeksi virus tertentu seperti Feline Infectious Peritonitis.
Feline Infectious Peritonitis merupakan salah satu penyakit pada kucing yang disebabkan oleh coronavirus dari famili coronaviridae. Ada dua strain virus penyebab penyakit ini, yaitu FcoV-1 dan FcoV-2, sekitar 85 % penyakit FIP disebabkan oleh strain pertama. Kejadian penyakit FIP sekitar 1 % dari total kucing  sakit yang dibawa ke dokter hewan untuk diobati.
FIP adalah penyakit serius, hampir selalu berakibat kematian bagi kucing. Penyakit ini disebabkan oleh keluarga coronavirus (feline corona virus/FcoV) family Coronaviridae. Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV) merupakan mutasi dari Feline Enteric Coronavirus (FECV)- (Feline Coronavirus FeCoV). Meskipun tampaknya ada hubungan antara FIP dan coronavirus kucing, namun belum terbukti. Para ahli tidak selalu setuju pada spesifikasi FIP. Namun, teori yang paling umum adalah bahwa FECV jinak bermutasi menjadi FIPV.  Diperkirakan sekitar 10-20 % kucing pada tempat-tempat yang positif mengandung FECV, terinfeksi FIP. 
  
______________________________________________


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Glomerulonefritis oleh Feline Infectious Peritonitis
Glomerulonefritis, juga dikenal sebagai nefritis glomerulus, adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada beberapa penyakit ginjal (biasanya mempengaruhi kedua ginjal). Banyak penyakit yang ditandai dengan peradangan pada salah satu dari glomeruli atau pembuluh darah kecil pada ginjal, tetapi tidak semua penyakit harus memiliki komponen inflamasi.
. Ada banyak penyebab penyakit ini diataranya terjadi akibat mekanisme kompleks imun, yaitu karena terdeteksi adanya komplemen imunoglobulin. Komponen tersebut adalah C3. Imunoglobulin terikat pada membrana basalis, sehingga merusak glomerulus dengan fiksasi komplemen dan menghasilkan infiltrasi leukosit. Penyakit ini dapat terjadi pada kucing yang biasanya berkaitan dengan infeksi virus tertentu seperti Feline Infectious Peritonitis.
Rute masuknya virus Feline Infectious Peritonitis ke dalam tubuh tidak diketahui dengan pasti. Menurut Aiello (1998), infeksi dapat disebabkan oleh ingesti virus atau juga transmisi secara aerosol. Setelah virus masuk melalui ingesti atau terpapar secara aerosol, virus Feline Infectious Peritonitis pada mulanya bereplikasi pada tonsil atau epitelium usus. Kemudian virus ditransportasikan melalui makrofag dan monosit menuju organ target primer seperti hati, limpa dan viceral lymph node. Perkembangan Feline Infectious Peritonitis dan bentuk klinis penyakit (seperti effusive atau noneffusive) tergantung pada respon kekebalan dalam tubuh kucing.
Kucing dengan respon kekebalan humoral yang kuat dan kekebalan seluler (cell-mediated immunity, CMI) yang lemah atau tidak ada sama sekali respon perlawanan maka Virus FIP akan berkembang menjadi suatu bentuk viremia yang terus menerus dan bentuk FIP effusive. Bentuk penyakit effusive ini dihasilkan dari tersebarluasnya pembentukan dan deposisi immune complex pada pembuluh darah dan bertambahmudahnya aktivasi vaskulitis, kerusakan pembuluh, serta kebocoran serum dan protein ke dalam rongga tubuh. FIP non-effusive berkembang kronis pada kucing dengan respon kekebalan seluler dan kekebalan humoral yang hanya sebagian (tidak sempurna). Karakteristik pada kucing dengan keadaan ini yaitu immune-mediated (tampak adanya keterlambatan reaksi hipersensitivitas), granuloma perivaskular, lesio pada viscera abdominal, paru-paru, mata dan otak.
Kucing yang memiliki respon kekebalan seluler yang kuat dengan atau tanpa respon kekebalan humoral, salah satunya dapat sembuh sempurna atau menjadi carrier infeksi persisten yang asimptomatik. Kontak langsung dengan kucing terinfeksi akan menyebabkan FIP berkembang pada kucing-kucing tersebut, terutama pada kondisi stres atau co-infeksi dengan Feline Leukemia Virus (FeLV). Beberapa yang asimptomatik, kucing yang seropositif carrier mungkin selanjutnya akan menjadi seronegatif dan berhenti mengeluarkan virus.

B.  Host
2. 1.    Kucing
Kucing memiliki tubuh yang kecil kecil, biasanya berbuludijinakkan, dan karnivora. Kucing memiliki tubuh yang kuat, fleksibel, reflek yang cepat, cakar tajam, dan gigi disesuaikan dengan membunuh mangsa kecil. Indra kucing cocok sebagai predator sangat tajam. Kucing bisa mendengar suara terlalu lemah atau terlalu tinggi di frekuensi dibandingkan telinga manusia, seperti yang dibuat oleh tikus dan hewan kecil lainnya. Mereka bisa melihat dalam kegelapan. Seperti kebanyakan mamalia lainnya, kucing bisa terbilang buta warna namun indera penciuman lebih baik  daripada manusia.
Meskipun pemburu soliter, kucing adalah spesies sosial, dan komunikasi kucing termasuk penggunaan bagai (mengeongmendengkur, mendesis, menggeram dan mendengus) serta feromon kucing dan jenis bahasa tubuh kucing tertentu . 

Dalam taksonomi, kucing diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan: Animalia
Filum        : Chordata
Kelas        : Mamalia
Ordo         : Karnivora
Famili       : Felidae
Genus       : Felis
Spesies     : Felis catus

2. 2.    Sistem Urinaria Kucing
a.   Anatomi sistem urinaria
Organ urinaria meliputi ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra. Ginjal adalah kelenjar yang menghasilkan urine, berwarna merah kecoklatan dan pada kebanyakan hewan letaknya hampir simetris di antara tulang belakang. Ureter adalah saluran yang mengalirkan urine ke vesica urinaria yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung urine sementara. Setelah urine terkumpul di vesica urinaria lalu akan di buang melalui uretra (Sisson, 1953).
·       Ginjal
Ginjal terletak pada bagian dorsal dari rongga abdominal pada tiap sisi dari aorta dan vena kava tepat pada posisi ventral terhadap beberapa vertebrata lumbal yang pertama. Seperti halnya organ abdominal lainnya ginjal dikatakan retroperitoneal artinya terletak di luar peritoneal (Frandson, 1992).
Fungsi ginjal:
§  Membuang sisa hasil metabolisme dengan cara menyaring dari darah berupa air seni (urin)
§  Mengatur kadar air, elektrolit tertentu serta berbagai bahan lain dari darah
§  Membuang bahan yang berlebihan atau tidak lagi dibutuhkan tubuh
§  Sebagai kelenjar endokrin (sel juksta-glomeruli dan makula densa) yang mengatur hemodinamika serta tekanan darah dengan menghasilhan zat renin.
§  Fungsi ginjal erat hubungannya dengan paru-paru dan kulit dalam mempertahankan volume dan komposisi darah terhadap beberapa zat tertentu. Pada darah zat tersebut mempunyai nilai ambang yang konstan, dan bila melebihi nilai ambang, maka zat tersebut dibuang melalui ginjal, paru-paru, maupun kulit.
·       Ureter
Ureter adalah suatu saluran muscular yang mengalirkan urine dari pelvis ginjal menuju ke vesica urinaria. Masing-masing ureter bergerak kearah kaudal dan menumpahkan isinya ke vesica urinaria, di dekat bagian leher yang disebut trigone dan terbentuklah suatu katup untuk mencegah arus balik urine ke ginjal (Frandson, 1992). Ureter dimulai di pelvis renalis, yang menerima urine dari papila renalis. Ureter terletak di dorsal dari pembuluh spermatic interna pada jantan dan arteri-vena utero-ovarian pada betina (Getty, 1975).
·       Vesica urinaria
Merupakan organ muscular berongga yang ukuran dan posisinya bervariasi tergantung pada jumlah urine yang ada di dalamnya. Vesica urinaria berkontraksi yang kosong merupakan struktur yang berdinding tebal, berbentuk seperti buah pear yang terletak pada alas pelvis. (Frandson, 1992). Vesica urinaria terbagi menjadi bagian leher (cervix vesicae) yang berhubungan dengan uretra, fundus vesicae dan corpus vesicae (Sigit, 1980).

·       Urethra
Urethra merupakan saluran untuk sistem uropoetika dan urogenital pada hewan jantan. Namun pada hewan betina hanya sebagai saluran sistem uropoetika. Pada hewan betina saluran urethra akan bermuara pada vagina (Getty, 1975).

 Gambar 1 sistem urinaria kucing

Gambar 2 Anatomi ginjal kucing


b.   Histologi ginjal
Pada pengamatan secara histopatologi teramati pada bagian paling luar adalah kapsula. Kapsula terdiri atas serabut halus keluar dari kapsula yang menyisip parenkhim ginjal bersama pembuluh darah. Kapsula terdiri dari:
·      Korpuskuli renalis dengan glomeruli relatif kecil
·      Tubuli kontorti proksimalis, memepunyai epithel kubis denganbrush border, inti ditengah dan sitoplasma berbutir halus, diduga butiran urat.
·      Jerat henle memiliki epithel sama, namun tidak memiliki brush border, tetapi pada sitoplasma terdapat vakuola.
·      Tubuli konturti distalis memiliki lumen lebih luas, epithelnya lebih pucat dan berbentuk kubis.
·      Alat penyalur mulai dari duktuli koligentes dengan epithelkubis, terus ke duktus Bellini dan akhirnya masuk ureter.
Kemudian ginjal. Ginjal dapat dibagi dua bagia, yaitu kortek (luar ) dan medulla (dalam). Kortek meliputi daerah antara dasar malfigi piramid yang juga disebut piramid medula hingga ke daerah kapsula ginjal. Daerah kortek diantara piramid tadi membentuk suatu kolum disebut Kolum Bertini Ginjal. Kortek ginjal terdiri atas nefron pada bagian glomerulus, tubulus konvulatus proksimalis, tubulus konvulatus distalis. Sedangkan pada daerah medula dijumpai sebagian besar nefron pada bagian loop of Henle’s dan tubulus kolektivus.


C.  Coronavirus
Coronavirus adalah spesies dalam genera virus milik salah satu dari dua subfamilies Coronavirinae dan Torovirinae dalam keluarga Coronaviridae.  Coronaviruses yang diselimuti virus dengan positif-sense RNA genom dan dengan nukleokapsid simetri heliks. Ukuran genom dari coronaviruses cukup besar untuk virus RNA. 
Nama "coronavirus" sendiri berasal dari bahasa Latin korona, yang berarti mahkota atau halo, dan mengacu pada penampilan karakteristik virion di bawah mikroskop elektron dengan pinggiran yang besar, proyeksi permukaan bulat menciptakan citra mengingatkan pada korona matahari . 

Pada kasus FIP, coronaviruses yang bermutasi ke dalam peritonitis, baik akibat infeksi atau sebagai akibat melemahnya kekebalan tubuh kucing. coronavirus dapat hidup di dalam tubuh kucing selama berbulan-bulan sebelum bermutasi menjadi FIP. FIP virus kemudian menginfeksi sel-sel darah putih, menggunakan mereka sebagai transportasi untuk menyerang seluruh tubuh.


D.    Patologi Anatomi dan Histopatologi Ginjal yang Terinfeksi FIP
Ginjal yang terinfeksi virus Feline Infectious Peritonitis memperlihatkan perubahan-perubahan baik secara anatomi maupun histologi. Ukuran ginjal seringkali menjadi sangat besar, diameternya 5 cm lebih besar dari ginjal normal (Pedersen 2009). Lesio granuloma banyak terlihat pada kapsula ginjal dan menyebar kebawah ke dalam parenkim ginjal. Tampak endotel hipertropi, menebal, hemoragi, dan nekrosis.









______________________________________________


BAB III
PENUTUP

Simpulan
Glomerulonefritis mengacu pada suatu peradangan pada glomerulus, yang merupakan unit yang terlibat dalam filtrasi di ginjal. Penyebab penyakit ini diataranya terjadi akibat mekanisme kompleks imun, yaitu karena terdeteksi adanya komplemen imunoglobulin yang dapat terjadi pada kucing yang biasanya berkaitan dengan infeksi virus tertentu seperti Feline Infectious Peritonitis.
Feline Infectious Peritonitis adalah penyakit serius, hampir selalu berakibat kematian bagi kucing. Penyakit ini disebabkan oleh keluarga coronavirus (feline corona virus/FcoV) family Coronaviridae. 
Ginjal yang terinfeksi virus Feline Infectious Peritonitis memperlihatkan perubahan-perubahan baik secara anatomi maupun histologi. Ukuran ginjal seringkali menjadi sangat besar, diameternya 5 cm lebih besar dari ginjal normal (Pedersen 2009). Lesio granuloma banyak terlihat pada kapsula ginjal dan menyebar kebawah ke dalam parenkim ginjal. Tampak endotel hipertropi, menebal, hemoragi, dan nekrosis.


______________________________________________


DAFTAR PUSTAKA


Wikipedia. 2012. Feline Infectious Peritonitis. http://en.wikipedia.org.24 Desember 2013

Bes, INK. 2009. Histologi sistem urinaria. http://ajarhistovet.blogspot.com.24 Desember 2013

CBC. 2011. Feline Infectious Peritonitis(FIP) http://ca-catbreeders.info.24 Desember 2013

Laboklin. Immunohistochemical diagnosis of infectious diseases. http://www.laboklin.de. 24 Desember 2013

Presstv. 2013. Saudi death toll from coronavirus reaches 18http://www.presstv.ir. 24 Desember 2013

Petmd. Feline Infectious Peritonitis(FIP) in Cats. http://www.petmd.com 24 Desember 2013

Anonim. Feline Infectious Peritonitis.http://repository.ipb.ac.id/ 24 Desember 2013

You migh also like:

Resent post


Recent Posts Widget