cookieOptions = {...}; Teknik Operasi Cystotomy | My veterinary day
Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

08 Oktober 2014

Teknik Operasi Cystotomy

Tugas Bedah Khusus Veteriner


TEKNIK OPERASI CYSTOTOMY


Arista Novi Sandra                              11-26
Priscilla Maria Sariyono Putri             11-27
Muhammad Andry Rahim                   11-30
Agar Sektiono Widodo                        11-32
Irenius Rea Adja Dji                            11-33
Nur Hanifah Septiani                           11-34
Cyrilus Jefferson Bour                         11-35
Bina Ichsantya                                      11-36
Putu Bulan Sasmita Dewi                    11-40
Irma Rozalina                                       11-41


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR


2014
______________________________________________
______________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Banyaknya pecinta hewan kesayangan dewasa ini khususnya anjing dan kucing yang meningkatkan  kesadarannya tentang kesehatan hewan kesayangan  mereka. Hal ini juga meningkatkan tuntutan kemampuan seorang dokter hewan untuk bisa mengatasi masalah apapun yang terjadi pada pasiennya.
Batu kencing adalah penyakit yang sering terjadi pada hewan peliharaan yang mengkonsumsi kalsium tinggi namun minim konsumsi air. Keberadaan batu dapat menyebabkan hewan melakukan buang air kecil dalam volume kecil namun sering, menyebabkan kencing darah kebiruan, atau tidak mampu buang air kecil. Hewan yang mengalami batu kencing tentu akan mengalami kesakitan dan harus segera ditindak lanjuti. Apabila sudah kronis, maka harus segera dilakukan pembedahan.
Ilmu bedah merupakan cabang ilmu pengobatan atau terapi yang mengusahakan pulihnya ke kondisi normal dari akibat suatu gangguan dalam tubuh dengan menggunakan alat, tangan dan mekanis. Pembedahan pada sisitem urinaria (perkencingan) yang sering dilakukan adalah nephrotomy, nephrectomy, urethromy, urethrostomy, dan cystotomy. Ilmu bedah yang sering dilakukan terkait dengan adanya gangguan pada vesica urinaria ini adalah cystotomy.
Cystotomy merupakan suatu tindak pembedahan atau operasi yang membuka kantung kencing (vesica urinaria) dan kemudian menutupnya lagi seperti semula. Cystotomy penting dipelajari karena merupakan terapi akhir pada penanganan gangguan yang ada di vesica urinaria. Sebelum dilakukan pembedahan pada sistem perkencingan, perlu dilakukan evaluasi status pasien seperti keadaan cairan tubuh pasien. Evaluasi yang bisa dilakukan adalah dengan urinalisis, evaluasi fungsi ginjal, dan hemogram (gambaran darah).
Cystotomy tidak hanya dilakukan pada saat pasien mengalami batu kencing. Cystotomy juga akan dilakukan pada saat keadaan pasien terdapat tumor pada vesica urinaria, trauma pada kecelakaan atau tertusuk benda runcing, pada keadaan ureter ektopik, dan pada pemeriksaan secara biopsi.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah, mengetahui apa yang dimaksud cystotomy, apa saja indikasinya, bagaimana penerapan anastesinya, bagaimana teknik operasinya, dan bagaimana terapi post-operasi cystotomy itu sendiri.  Hal-hal ini akan diperlukan nanti sebagai referensi pengetahuan jika sudah menjadi dokter hewan nanti.

1.3 Manfaat
Setelah melakukan penulisan diharapkan para mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui manfaat dan kegunaan dari operasi cystotomy. Selain itu diharapakan mahasiswa mengerti dan mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan operasi cystotomy dan diharapkan dapat bisa menerapkan apa yang sudah didapat nantinya dimasa depan. 
             ______________________________________________

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Terminologi
Cystotomy adalah prosedur operasi untuk membuka kantong kemih. Cystotomy dilakukan terutama untuk mengeluarkan kalkuli yang ada pada kantong kemih dan uretra, tumor kantong kemih, trauma akibat kecelakaan atau tertusuk oleh benda runcing, untuk tujuan biopsy, memperbaiki ureter ektopik dan kantong kemih pecah, dan membantu dalam diagnosis untuk mengobati infeksi saluran kencing. Sebelum dilakukan cystotomy perlu dilakukan pemeriksaan kondisi umum pasien dan adanya tanda-tanda uremia, oleh karena itu terapi cairan sangat perlu diberikan untuk menunjang status pasien.
Cystotomy adalah salah satu prosedur bedah yang paling umum dilakukan pada anjing. Kadang-kadang, pada anjing terbentuk kristal abnormal dalam urin  yang menyebabkan infeksi sekunder untuk penyakit sistemik, infeksi kantong kemih, atau ketidakseimbangan gizi. Kristal-kristal dapat tumbuh menjadi batu padat yang dapat menyebabkan iritasi kantong kemih atau infeksi. Selain itu, batu bisa masuk dalam uretra dan mengganggu proses perkencingan pada hewan. Keberadaan batu dapat menyebabkan hewan melakukan buang air kecil dalam volume kecil namun sering, menyebabkan kencing darah kebiruan, atau tidak mampu buang air kecil. ureter ektopik juga diobati melalui suatu cystotomy.

2.2  Indikasi
Indikasi melakukan cystotomi adalah untuk mengambil kalkuli yang ada pada kantong kemih dan uretra, tumor kantong kemih, trauma akibat kecelakaan atau tertusuk oleh benda runcing, untuk tujuan biopsy, memperbaiki ureter ektopik, dan untuk mengesplorasi ruptur vesika urinaria yang merupakan abnormalitas yang paling sering terjadi pada hewan kecil. Hasil akhir dari ruptur vesika urinaria juga mengakibatkan terjadinya kebocoran urine ke dalam rongga abdomen (Fossum, 2002).  


2.3  Premedikasi dan Anastesi
Premedikasi merupakan suatu tindakan pemberian obat sebelum pemberian anestesi yang dapat menginduksi jalannya anestesi. Premedikasi dilakukan beberapa saat sebelum anestesi di lakukan. Tujuan premedikasi adalah untuk mengurangi kecemasan, memperlancar induksi, mengurangi keadaan gawat anestesi, mengurangi timbulnya hipersalivasi, bradikardia dan muntah selama anestesi (Ibrahim, 2000).
Premedikasi yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,04 – 0,1 mg/kg bb secara SC. Sebagai anestesi digunakan ketamin yang dikombinasikan dengan xylazin disuntikkan 10 menit setelah atropin sulfat  dengan dosis 1 – 4 mg/kg bb dan 2 – 4 mg/kg bb secara IM (Tilley dan Smith, 1997).

2.4  Pre-Operasi
1.    Persiapan Ruang Operasi
Ruang operasi dan meja operasi didesinfeksi menggunakan desinfektan. Selain itu, perlengkapan alat juga didesinfeksi. Kemudian dilakukan fumigasi dengan menggunakan formalin 10% dan KMnO4 1% (1:2) dan dibiarkan selama 15 menit.
2.      Persiapan Peralatan
·      Seperangkat alat bedah minor.
·      Sterilisasi alat bedah minor dengan alkohol 70%.
·      Pengeringan alat bedah minor menggunakan kain/handuk steril.
3.      Persiapan Obat
Obat-obatan yang harus dipersiapkan, yaitu
·      Desinfektan  : Alkohol 70%
·      Preanestesi    : Atropin sulfa (dosis 0,025 mg/kg BB) diberikan secara SC.
·      Sedatif          : Xylazine (dosis 2 mg/kg BB) diberikan secara IM.
·      Anestetik      : Ketamine (dosis 10 mg/Kg BB) diberikan secara IM dan Isoflourance secara per Inhalasi.
·      Cairan infus  : Ringer laktat.
·       Antibiotik    : Oxytetraxycline (dosis 14 mg/Kg BB) diberikan secara IM.  Amoxixillin (dosis 20 mg/kg BB) diberikan secara oral
Cara Pemberian dosis         : Dosis obat x Bobot badan Hewan                                                                               Konsentrasi Obat

4.      Persiapan Operator
Operator harus menggunakan seperangkat APD (Alat Pelindung Diri) untuk tujuan sterilitas prosedur pelaksanaan operasi.

5.      Persiapan Pasien
Sebelum tindakan operasi dilaksanakan, hewan terlebih dahulu dianamnese, pemeriksaan fisik secara umum.  Selain itu radiograph (x-ray) atau abdominal ultrasound dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab penyakit, dan dipuasakan. Karena melibatkan pembukaan cavum abdominal, hewan harus diberikan anestesi umum (inhalasi) atau anestesi epidural, sebelum dilakukan operasi. Anastesi yang digunakan adalah anastesi umum (anastesi inhalasi) atau dengan anastesi epidural, untuk membuat hewan tidak sadar, control lengkap terhadap rasa sakit, dan relaksan otot. Selain itu anastesi perlu dijaga dengan memberikan isoflourance + oksigen 100% melalui selang.

Gambar 1.  X-Ray Pada Anjing yang menunjukan adanya kalkuli
  
2.5  Teknik Operasi
Prosedur pelaksanaan operasi, meliputi :
1.         Hewan disiapkan secara aseptic untuk pembedahan dengan pendekatan insisi pada garis median posterior abdomen, tetapi pada anjing jantan bedah dilakukan agak ke samping.
2.         Setelah hewan teranestesi, hewan dibaringkan dengan posisi rebah dorsal,
3.         Rambutnya dicukur dari perut dengan gunting.
4.         Selanjutnya dipasangi kain penutup operasi (drap).
5.         Insisi dilakukan pada garis median posterior abdomen berturut-turut insisi pada kulit, jaringan subkutan, linea alba.
6.         Tepi linea alba kiri dan kanan dijepit dengan allis forcep dan sedikit diangkat keatas untuk memudahkan identifikasi kantong kemih.
Gambar 2.  Pembuatan Incisi

7.         Kantong kemih diangkat ke permukaan dan direfleksikan ke caudal sehingga yang diinsisi nantinya adalah permukaan bagian dorsal dari kantong kemih.

 Gambar 3. Pengeluaran VU
Gambar 4. Pengeluaran urin     
8.         Pasang jahitan stay suture pada kedua sisi lateral dari kantong kemih untuk memudahkan insisi pada kantong kemih.
9.         Setelah membuka kantong kemih, batu (uroliths) dikeluarkan dari kantong kemih.

 Gambar 5.  Pengeluaran Batu

Gambar 6.  Batu (uroliths)

                  
10.     Jika dicurigai mengalami tumor, sampel dari dinding kantong kemih dapat dihilangkan (dipotong) dan dikirim ke laboratorium untuk diteliti.
11.     Jika diduga infeksi, bagian dari dinding kantong kemih dan sampel dari batu yang telah dikeluarkan yang disiapkan untuk dikultur (untuk menentukan apa bakteri yang tumbuh) dan kepekaan antibiotik (untuk menentukan antibiotik bakteri yang paling sensitif terhadap bakteri).
12.     Apabila kantong kemih penuh berisi urin perlu dilakukan aspirasi urin agar tidak tumpah kedalam rongga abdomen.
13.     Bilas kantong kemih sampai bersih dengan menggunakan NaCl fisiologis.
14.     Bila terjadi trauma pada kantong kemih perlu dibuat luka baru pada kantong kemih sebelum dilakukan penjahitan.
15.     Penutupan pada kantong kemih dilakukan dengan dua lapis jahitan yaitu simple continous dan dibantu dengan jahitan pola lembert continous menggunakan benang chromic cat gut. 
Gambar 7.  Penjahitan VU
Gambar 8.  VU setelah dijahi
16.    Dinding abdomen ditutup berturut-turut dari linea alba dengan benang vicryl 2-0 dengan pola simple interupted, jaringan subkutan diijahit dengan pola simple continous menggunakan benang plain cat gut 3-0 atau 2-0 dan kulit luar dijahit dengan benang non absorbable pola simple interupted.      
Gambar 9. Penutupan Jaringan Subkutan 
Gambar 10. Penjahitan Kulit







                                 

2.6  Pasca Operasi
Pada prinsipnya hampir sama dengan nephrotomy, dimana produksi urin terus dimonitor dengan disertai pemberian cairan infuse Ringer Laktat. Analisis kalkuli perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kalkuli ulangan. Untuk memberikan kenyamanan pada hewan, biasanya diberikan obat anti-inflamasi atau anti nyeri (analgesik), dalam infuse sangat efektif untuk mengurangi rasa sakit selama beberapa hari setelah operasi dan antibiotik. Seringkali dilakukan pemasangan kateter selama 1-3 hari. Luka tempat incisi harus dijaga kebersihannya dengan memberikan antiseptika setiap hari.
 Terapi penunjang bisa diberikan untuk mempercepat proses kesembuhan, seperti membatasi gerak yang berlebihan untuk menjaga jahitan tidak lepas. Amati bekas sayatan dua kali sehari untuk menjaga agar tidak terjadinya peradangan pada bekas incisi.  Perhatikan urin apakah terjadi perubahan warna pada urin.  Juga memperhatikan apakah pada saat hewan buang air kecil tampaknya mudah atau sulit. Jika terjadi komplikasi segera lakukan tindakan. Jahitan pada kulit biasanya sudah bisa dibuka 7-14 hari setelah operasi. 
Walaupun kantong kemih strukturnya lemah, insisi pada kantung kemih akan cepat sembuh, dan kesembuhannya dapat mencapai 100% dalam 14-21 hari. kantung kemih akan membesar setelah prosedur cystotomy, hal ini terjadi karena adanya kombinasi regenerasi ephitelial, sintesis dan remodeling jaringan luka, hipertropi dan proliferasi otot polos, dan kantung kemih yang meregang.    
______________________________________________

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Cystotomy merupakan suatu tindak pembedahan atau operasi yang membuka kantung kencing (vesica urinaria) dan kemudian menutupnya lagi seperti semula. Cystotomy penting dipelajari karena merupakan terapi akhir pada penanganan gangguan yang ada di vesica urinaria. Cystotomy tidak hanya dilakukan pada saat pasien mengalami batu kencing. Cystotomy juga akan dilakukan pada saat keadaan pasien terdapat tumor pada vesica urinaria, trauma pada kecelakaan atau tertusuk benda runcing, pada keadaan ureter ektopik, dan pada pemeriksaan secara biopsi.
Sebelum dilakukan cystotomy perlu dilakukan tahap pra operasi yang termasuk didalamnya melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab pasien untuk memastikan kondisi pasien siap untuk dilakukan tindakan cystotomy.setelah itu baru dilakukan tindakan operasi cystotomy dengan prosedur operasi yang tepat. Setelah dilakukan tindakan operasipun, perlu dilakukan tindakan-tindakan yang tepat pasca operasi untuk memastikan kondisi pasien setelah operasi dapat kembali normal dan stubuh kemabli dapat berfungsi secara optimal.

3.2  Saran
Proses penanganan pada kasus cystotomy harus segera ditangani untuk mengurangi rasa sakit hewan pada saat mengeluarkan urin dan menghindari infeksi pada saluran urinaria. Penanganan teknik operasi cystotomi harus mengikuti prosedur teknik operasi yang benar, agar mengurangi terjadinya kesalahan yang dapat menimbulkan infeksi lanjutan. Pada kasus hewan yang didalam vesica urinaria. Meningkatkan konsusmi air pada hewan untuk menghindari adanya kalkuli pada vesica urinaria maupun pada saluran urinaria yang lain.
 ______________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

Brun, M.V., dkk. 2008. Laparoscopic cystotomy for urolith removal in dogs: three case reports. Terdapat pada : Arq. Bras. Med. Vet. Zootec., v.60, n.1, p.103-108, 2008
Fossum Theresa et al. 2002. Small Animal Surgery 2nd Edition. Cina: Mosby
Khan, I.U., dkk. 2013. Evaluation of Different Suturing Techniques for Cystotomy Closure in Canines. Terdapat dalam : The Journal of Animal & Plant Sciences, 23(4): 2013, Page: 981-985, ISSN: 1018-7081
Kumar, Amresh. 1997. Veterinary Surgical Techniques. New Delhi : Vikas Publishing House PVT LTD
Sudisma, I.G.N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Bali : Udayana University Press
White, Dick, dkk. 2013. Cystotomy. Terdapat pada [https://www.vetstream.com/canis/Content/Technique/teq00156]. Diakses pada tanggal 28 September 2014

You migh also like:

Resent post


Recent Posts Widget