cookieOptions = {...}; Teknik Operasi Reposisi dan Enukleasi pada Bulbus Oculi | My veterinary day
Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

25 September 2014

Teknik Operasi Reposisi dan Enukleasi pada Bulbus Oculi

Tugas Bedah Khusus Veteriner


TEKNIK OPERASI REPOSISI DAN ENUKLEASI PADA BULBUS OCULI


Arista Novi Sandra                              11-26
Priscilla Maria Sariyono Putri             11-27
Muhammad Andry Rahim                   11-30
Agar Sektiono Widodo                        11-32
Irenius Rea Adja Dji                            11-33
Nur Hanifah Septiani                           11-34
Cyrilus Jefferson Bour                         11-35
Bina Ichsantya                                      11-36
Putu Bulan Sasmita Dewi                    11-40
Irma Rozalina                                       11-41



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
______________________________________________

DOWNLOAD 
______________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Mata adalah salah satu organ penting dari tubuh makhluk hidup, tidak hanya pada manusia masalah seperti penyakit mata ataupun kelainan pada mata terjadi. Pada hewan penyakit serta kelainan pada mata pun sering terjadi. Penyakit pada mata hewan yang sering terjadi antara lain seperti katarak, tumor, iritasi atau bahkan luka akibat perkelahian atara hewan. Selain penanganan dengan pemberian obat-obatan penanganan juga dapat dilakukan dengan operasi atau pembedahan. Dalam dunia veteriner biasa disebut dengan operasi Reposisi dan Enukleasi Bulbus Oculi.
Operasi Enukleasi merupakan operasi untuk pengambilan atau pengangkatan dan pembuangan bola mata. Enukleasi lebih sering digunakan untuk membuang mata yang buta dan sakit yang tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan. Enukleasi pada kondisi yang tepat biasanya digunakan sebagai alternatif untuk menghilangkan rasa sakit pada mata dan untuk menghilangkan metastasis neoplasia.
Indikasi dari enukleasi adalah terjadinya peningkatan tekanan intraokular yang dihasilkan oleh glaukoma (kucing merasa kesakitan dan buta) yang tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan, neoplasia intraocular yang berpotensi menyebabkan kesakitan intraokular atau metastasis, trauma yang parah yang dihasilkan oleh luka perforasi pada mata atau kerusakan pada lensa (sering disebabkan oleh cakaran kucing, gigitan anjing, atau kecelakaan), infeksi intraokuler/endophthalmitis, phthisis bulbi, proptosis (kesakitan pada otot ekstraokuler), dan retrobulbar disease.
Abnormalitas pada bola mata dapat dihasilkan oleh pengaruh lokal ataupun pengaruh sistemik. Perubahan/kelainan bola mata diawali oleh kelainan secara unilateral, kemudian dapat berubah menjadi bilateral. Microphthalmia merupakan suatu kelainan pada mata yang berkaitan dengan kelainan beberapa struktur mata. Microphthalmia biasanya disebabkan oleh faktor genetik atau nutrisi. Selain itu, kelainan lain yang sering ditemukan adalah keratitis yang derjatnya bervariasi dari kekaburan penglihatan ringan pada kasus ringan ataupun kasus akut, sampai perubahan warna putih pada fase lanjut dengan derajat vaskularisasi yang bervariasi sebagai hasil dari perkembangan pembuluh darah dari conjunctiva bulbar, kondisi ini sering berkaitan dengan konjunctivitis.
Abnormalitas yang sering ditemukan pada kelopak mata adalah entropion (melekuknya tepi palpebrae ke arah bola mata), ektropion (melekuknya tepi palpebrae bawah ke arah luar), trichiasis (penyimpangan abnormal dari silia sehingga akan bergesekan dengan kornea atau konjunctiva), distichiasis, dan tidak adanya kelopak mata (coloboma). Entropion kemungkinan dapat disebabkan secara kongenital atau dapatan selama hidup. Entropion secara kongenital dicirikan oleh terjadinya entropion secara bilateral tetapi tingkat keparahannya berbeda pada kedua matanya.
______________________________________________

BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

2.1  Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah, mengetahui apa yang dimaksud dengan reposisi dan enukleasi bulbus oculi, bagaimana teknik operasi reposisi dan enukleasi bulbus oculi serta  bagaimana prosedur dan tatalaksana terapi post-operasinya.  Hal-hal ini akan diperlukan nanti sebagai referensi pengetahuan jika sudah menjadi dokter hewan nanti.

2.2  Manfaat Penulisan
Setelah melakukan penulisan diharapkan para mahasiswa dapat mengerti dan mengetahui manfaat dan kegunaan operasi reposisi dan enukleasi bulbus oculi. Selain itu diharapakan mahasiswa mengerti dan mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan operasi reposisi dan enukleasi bulbus oculi.
______________________________________________

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

Enukleasi merupakan operasi untuk pengambilan atau pengangkatan dan pembuangan bola mata dari cavum orbita secara keseluruhan. Enukleasi lebih sering digunakan untuk membuang mata yang buta dan mata yang sakitnya tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan apapun. Pada kebanyakan kasus, enukleasi akan meringankan rasa sakit yang timbul akibat gangguan pada mata tersebut.
Abnormalitas pada bola mata dapat dihasilkan oleh pengaruh lokal ataupun pengaruh sistemik. Perubahan atau kelainan bola mata diawali oleh kelainan secara unilateral, kemudian dapat berubah menjadi bilateral. Beberapa indikasi umum dilakukannya operasi ini adalah trauma parah yang tidak mungkin ditangani, pada kasus uveitis kronis, pada kasus endophthalmitis, glaucoma yang sudah tidak dapat disembuhkan dan membutakan, tumor pada bulbus oculi, kelainan mata dari lahir yang menyebabkan kebutaan, dan beberapa penyakit yang mungkin bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti kanker mata.
Enukleasi biasanya menjadi pilihan terakhir klien untuk mengurangi rasa sakit dari mata pasien, terutama apabila keadaan pasien sampai buta dan bola mata tidak ada gunanya lagi bagi pasien. Enukleasi dan kebutaan ditoleransi dengan baik oleh anjing dan kucing dibandingkan mereka harus merasakan sakit yang berkelanjutan.
Anestesi yang digunakan untuk operasi ini adalah anestesi lokal. Setelah bola mata dikeluarkan, lalu diikat pada bagian pangkalnya kemudian dipotong. Sebelum dijahit, pada beberapa teknik yang digunakan di luar negeri, menggantikan bola mata dengan bola mata silicon yang gunanya adalah mencegah terjadinya kista akibat sekresi membrane niktitan. Apabila sudah tidak ada perdarahan, dilakukan penjahitan dengan pola simple interupted suture. Jahitan dibuat sedemikian rupa sehingga masih ada sedikit lubang pada sudut mata medial yang berfungsi untuk drainase. Benang yang digunakan adalah yang non absorbable. Selanjutnya mata tidak perlu dibalut dan diberikan antibiotika, anti peradangan, hemostatika dan vitamin A agar cepat daya regenerasinya.
Teknik operasi enukleasi dapat dilakukan melalui dua prosedur, yaitu pendekatan subkonjunctival dan pendekatan transpalpebral.
1.        Objek utama dalam pendekatan subkonjunctival adalah pembuangan bola mata, membran nictitan, dan sedikit kelopak mata, dengan meminimalkan pengangkatan jaringan otot supaya kantung mata tidak menjadi kosong sehingga faktor estetika akan tetap terjaga. Keunggulan dari pendekatan subkonjunctival adalah pencapaian saraf opticus dan pembuluh darah lebih mudah sehingga akan menurunkan kerusakan dari optic chiasm.  Operasi enukleasi pada pendekatan subkonjunctival dilakukan pembuangan semua kelenjar air mata karena apabila tidak dibuang maka kelenjar yang tersisa akan memproduksi air mata dan air mata tersebut tidak bisa dibuang, sehingga air mata tersebut akan mencari jalan lain sehingga membentuk suatu fistula yang menghubungkan antara rongga mata dan hidung.
2.        Operasi enukleasi dengan pendekatan transpalpebral pada umumnya digunakan untuk mengurangi terjadinya kontak infeksi dari permukaan kornea dan metode pendekatan transpalpebral ini lebih sederhana untuk digunakan. Kerugian dari pendekatan transpalpebral adalah terdapat banyak perdarahan dan post operasi mata dengan metode pendekatan transpalpebral menghasilkan mata yang cekung. 
______________________________________________

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1         Metode Anestesi
Anestesi  yang digunakan pada operasi enukleasi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu anestesi lokal ataupun umum. Anestesi lokal digunakan apabila pasien dapat di restrain dengan baik. Apabila sebaliknya, restrain tidak bisa dilakukan, dapat menggunakan anestesi umum. Anestesi dilakukan dengan menyuntikan atropin secara IM yang bertujuan untuk tachicardia, untuk mencegah terjadinya muntah dan mencegah terjadinya aspirasi. Setelah 10 menit maka dilakukan penyuntikan xylazin dan ketamin sebagai obat untuk anesthesi.

4.2         Metode Operasi
a.       Pre–Operasi
1.      Siapkan seperangkat alat minor yang terdiri bedah dari  4 buah towel clamp, 1 buah gagang scalpel dan mata pisaunya (atau bisa menggunakan 1 buah laser), 2 buah pinset anatomis dan sirurgis, 3 buah gunting (runcing – runcing, runcing – tumpul, dan tumpul – tumpul), 4 buah arteri clamp anatomis lurus, 2 buah tang arteri anatomis bengkok, 2 buah tang arteri lurus sirurgis dan needle holder, meja operasi, spoit, lampu operasi, timbangan, termometer, stetoskop, pisau cukur, kain penutup atau duk, jarum jahit dengan ujung segitiga, perlengkapan operator yang terdiri dari baju operasi, masker, tutup kepala, sarung tangan, sikat, dan handuk kecil; tali restrain hewan, tampon serta kasa.

Gambar 1. Alat Bedah
2.      Siapkan bahan-bahan yang digunakan antara lain adalah benang jahit absorbable dan non-absorbable, kain kassa, perban, iodium tincture 3%, alkohol 70%, vitamin K, anastetikum terdiri dari ketamine HCl 10 %, dosis 10-40 mg/kgBB, Xylazine HCl 2 %, dosis 2-3 mg/kgBB (untuk dosis maintenance diunakan setengah dosis), premedikasi anastetikum yaitu Atrofin sulfat dosis 0,04 mg/kgBB; Antibiotik post operasi; dan cairan infus (NaCl fisiologis 10-20 ml/kgBB, subkutan) jika diperlukan.
3.      Pastikan ruang operasi dalam keadaan steril dan site operasi memperoleh cahaya yang cukup.
4.      Sebelum dioperasi, pastikan hewan berada dalam kondisi yang normal, karena sangat riskan melakukan operasi pada hewan yang berada dalam kondisi yang tidak stabil. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik dan jika perlu dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan bahwa sistem dalam tubuh berfungsi secara normal. Perlu diperhatikan agar hewan dipuasakan sebelum operasi dilakukan untuk menghindari terjadinya muntah akibat efek samping dari pemberian anestesi.
5.      Operator harus siap melaksanakan operasi, telah memahami prosedur operasi, terampil, siap fisik dan mental.
6.      Setelah semuanya siap, hewan dapat memasuki ruang operasi. Kemudian dilakukan pencukuran rambut bila diperlukan.

b.      Operasi
1.        Setelah hewan diberi anasthesi, daerah yang akan dilakukan operasi (site operasi) diusap dengan kapas beralkohol 70% dan didesinfeksi dengan Iodium Tincture 3% dengan arah dari dalam keluar.
2.        Setelah itu hewan diletakan di meja operasi dengan posisi ventrodorsal/posisi dorsal recumbency, apabila digunakan anestesi lokal, maka perlu restrain selama pelaksanaan operasi. Setelah hewan memasuki stadium operasi maka operasi enukleasi dapat dilakukan.
3.        Operasi enukleasi diawali dengan penjahitan sederhana antara kelopak mata atas dan kelopak mata bawah sehingga kelopak mata dapat tertutup. Jahitan ini dilakukan dengan pola simple interrupted suture agar lebih mudah dalam kontrolnya.

Gambar 2. Mata pasien yang dijahit

4.        Setelah itu dilakukan penyayatan pada kulit sepanjang margin/batas kelopak mata (sekitar 0,5 cm dari kelopak mata) dengan arah 360̊ mengelilingi kelopak mata. Penyayatan dapat dilakukan dengan menggunakan sayatan tajam, setelah itu dilanjutkan dengan penyayatan pada otot-otot ekstraokuler dengan hati-hati. Kemudian dilakukan pemotongan pada otot-otot ekstraokuler yang melekat pada sclera. Nervus opticus dan pembuluh darah ke mata dijepit dengan clamp dan diikat dengan benang jahit absorbable berukuran 3-0 atau 4-0, kemudian nervus opticus dan pembuluh darah tersebut dapat dipotong.

Gambar 3. Penyayatan daerah sekitar kelopak mata dengan laser

Gambar 4. Penyayatan otot ekstraokuler

Gambar 5. Ligase nervus dan pembuluh darah serta pemotongan bulbus oculi

5.        Langkah terakhir adalah penutupan otot-otot ekstraokuler, periorbita, jaringan subkutan, dan kulit dengan jahitan sederhana serta dilakukan penutupan ruang orbita dan jaringan subkutan dengan menggunakan jahitan continuous dengan benang jahit absorbable berukuran 4-0, dan penjahitan kulit dengan menggunakan benang jahit non absorbable berukuran 5-0 atau 6-0 dengan menggunakan pola jahitan simple interupted suture.


Gambar 7. Hasil akhir operasi

c.       Post – Operasi
Setelah operasi, yang paling pertama dilakukan adalah melindungi luka jahitan operasi yang ada. Bisa dilakukan penutupan dengan kasa atau pun pembalutan area operasi. Untuk mencegah pasien menggaruk jahitan, bisa dipasangkan Elizabeth collar. Antibiotik oral bisa dilakukan dengan pemberian Amoxicillin dosis 20 mg/kgBB diberikan selama 5 hari.
Perawatan operasi pada hari ke-1 dan ke-2 dilakukan dengan penekanan pada daerah mata yang dioperasi, hal ini bertujuan untuk mengurangi terjadinya akumulasi cairan yang dapat menghambat penyembuhan. Apabila anjing tidak begitu nyaman, bisa dicoba untuk mengompres daerah jahitan dengan handuk hangat yang dapat dilakukan 2-4 kali dalam sehari. Jahitan yang paling luar bisa dilepas setelah 10 hari atau setelah lukanya benar-benar sembuh.
Hewan dengan satu mata saja tidak akan bisa menghalangi mobilitas mereka ataupun kemampuan mereka untuk berprilaku secara normal. Namun yang harus kita perhatikan adalah mengingatkan kepada klien bahwa pasien butuh dukungan moral dalam proses penyembuhannya.
______________________________________________

BAB  V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1         Simpulan
Enukleasi dapat dilakukan pada bola mata yang sudah mengalami kerusakan kronis serta enukleasi dapat dilakukan dengan alasan estetika. Indikasi dari enukleasi adalah kelainan pada mata yang bersifat kronis dan tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan lokal atau sistemik. Beberapa kelainan yang menjadi indikasi enukleasi adalah entropion, keratitis, dan konjungtivitis yang menjadikan mata kehilangan fungsinya.
5.2         Saran
Teknik operasi enukleasi sangat perlu diperhatikan karena pembedahan ini merupakan pembedahan dengan tingkat kesulitan yang tinggi dan sangat beresiko.
______________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

Bentley, Ellison, et al. 2013. Skills Laboratory: How to perform transpalpebral enucleation. Terdapat pada [http://veterinarymedicine.dvm360.com/skills-laboratory-how-perform-transpalpebral-enucleation]. Diakses pada 20 September 2014
Brooks, Wendy C. 2012. Enucleation (Removal of the Eye). Terdapat pada  [http://www.veterinarypartner.com/Content.plx?A=569]. Diakses pada 21 September 2014
Kumar, Amresh. 1997. Veterinary Surgical Techniques. New Delhi : Vikas Publishing House PVT LTD
La Croix, Noelle. 2012. Enucleation. Terdapat pada [http://www.vmcli.com/veterinary-articles-enucleation.html]. Diakses pada 21 September 2014
Schmidt, Karl A., et al. 2009. A Modified Subconjunctival Enucleation Technique in Dogs and Cats. Terdapat pada [http://veterinarymedicine.dvm360.com/modified-subconjunctival-enucleation-technique-dogs-and-cats]. Diakses pada 20 September 2014
Sudisma, I.G.N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Bali : Udayana University Press
Zeltzman, Phil. 2011. The Fine Art And Pitfalls Of Enucleation. Terdapat pada [http://www.veterinarypracticenews.com/February-2011/The-Fine-Art-And-Pitfalls-Of-Enucleation/]. Diakses pada 21 September 2014

You migh also like:

Resent post


Recent Posts Widget