cookieOptions = {...}; Tail Docking (Caudectomy) | My veterinary day
Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

25 September 2014

Tail Docking (Caudectomy)

Tugas Bedah Khusus Veteriner


 TAIL DOCKING (CAUDECTOMY)


Arista Novi Sandra                              11-26
Priscilla Maria Sariyono Putri             11-27
Muhammad Andry Rahim                   11-30
Agar Sektiono Widodo                        11-32
Irenius Rea Adja Dji                            11-33
Nur Hanifah Septiani                           11-34
Cyrilus Jefferson Bour                         11-35
Bina Ichsantya                                      11-36
Putu Bulan Sasmita Dewi                    11-40
Irma Rozalina                                       11-41



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2014
______________________________________________

DOWNLOAD 
______________________________________________

BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
Dewasa ini dalam perkembangan jaman yang semakin canggih dan moderen, kebutuhan hidup manusia akan hewan peliharaan juga semakin meningkat. Hewan kesayangan seperti anjing biasa dipelihara selain untuk teman dan penjaga rumah, anjing juga dapat diikut sertakan dalam kontes kecantikan. Dalam hal ini maka timbullah berbagai macam operasi kosmetik yang sering dilakukan pada hewan seperti operasi Tail Docking.
Tail docking atau caudectomy adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan pemendekan ekor dengan cara amputasi.  Tail docking atau caudectomy adalah operasi kosmetik pada anak anjing yang dilakukan pada umur tiga sampai lima hari.  Pemilik yang berpengalaman dalam merawat anjing memilih cara ini sebagai bentuk kasih sayang terhadap hewan peliharaannya.  Adanya tampilan ekor yang tegak atau melingkar kesamping, merupakan masalah yang paling sering dikeluhkan oleh para pemilik anjing.  Dimana performens/penampilannya tampak kurang gagah atau sempurna.
Tail docking atau caudectomy, merupakan suatu tindakan bedah yang bertujuan untuk mengamputasi ekor suatu hewan untuk tujuan estetika maupun terapi kasus seperti neoplasia, luka terbuka, ulcus coccygealis, paralisis ekor, dan sebagainya. Namun, dengan semakin berkembangnya kepedulian manusia terhadap kesehatan dan kesejahteraan hewan, terutama di negara maju, caudectomy yang hanya bertujuan demi estetika atau mengikuti trend saja sudah dilarang. Dalam dunia kedokteran hewan, istilah caudectomy dan tail docking memiliki sedikit perbedaan.  Perbedaan yang mendasar antara caudectomy dengan tail docking yaitu, pada caudectomy perlu dilakukan penjahitan pada kulit, sedangkan pada tail docking tidak dilakukan penjahitan (hanya ditekan menggunakan kapas steril yang dibasahi dengan yodium tincture). 
______________________________________________

BAB II
TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini ialah, mengetahui apa yang dimaksud caudectomy atau tail docking, bagaimana teknik operasi caudectomy atau tail docking, dan bagaimana terapi post-operasinya.  Hal-hal ini akan diperlukan nanti sebagai referensi pengetahuan jika sudah menjadi dokter hewan nanti.

2.2 Manfaat Penulisan
Setelah melakukan penulisan diharapkan para mahasiswa     dapat mengerti dan mengetahui manfaat dan kegunaan tail docking . Selain itu diharapakan mahasiswa mengerti dan mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan operasi tail docking.
______________________________________________

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Tail Docking
Tail Docking atau dengan nama lain Caudectomy merupakan operasi pemotongan ekor dengan tujuan lebih ke arah kosmetik atau kecantikan penampilan dari anjing atau kucing. Pembedahan ini dilakukan untuk memenuhi standar bagi ras anjing tertentu. Selain itu tail docking juga merupakan tindakan terapeutik pada kasus kecelakaan dengan cedera permanen pada semua ras hewan.
Untuk memotong ekor bisa dilakukan tindakan operasi bedah minor, yaitu dengan cara memotong tendon di beberapa bagian dorsal ekor hewan. Lurus dan melingkar atau berkeloknya ekor anjing ditentukan oleh ruas-ruas tulang ekor, panjang/pendeknya tendon dan simetris tidaknya tendon di bagian ekor.
Anatomi ekor anjing terdiri dari tulang ekor atau os coccegealis yang beruas-ruas. Tulang ekor dibungkus oleh otot-otot pembentuknya yang terdiri atas muskulus sakrokaudalis lateralis, muskulus sakrokaudalis dorsali, muskulus sakrokaudalis ventralis, muskulus interventralis.
Untuk keperluan mode, potong ekor harus disesuaikan dengan standar bagi masing-masing ras. Namun demikian dalam praktek hasil pemotongan berdasarkan standar seringkali tidak sesuai dengan keinginan pemilik. Oleh karenanya perlu diambil kesempatan, kecuali pemilik menyerahkan kepada dokter hewan harus mengingat standar internasional yang telah ada.

3.2 Tujuan Tail Docking
Pelaksanaan operasi tail docking bertujuan mengubah tampilan dari ekor yang tegak atau melingkar kesamping. Dimana hal itu merupakan suatu masalah yang paling sering dikeluhkan oleh para pemilik anjing. Karena dikatakan dapat menganggu performens serta penampilan anjing sehingga tampak kurang gagah atau sempurna. Selain itu ditujukan untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit yang sering menjangkit pada bagian ekor atau pada bagian caudal.
Seperti kasus fistula perianal merupakan gangguan medis akibat hubungan yang abnormal pada jaringan yang terdapat pada ujung saluran pencernaan atau yang mengelilingi anus.
______________________________________________

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Metode dan Teknik Operasi Tail Docking
·         Persiapan Operasi    
           Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus terlebih dahulu melepas semua asesoris yang dapat menggangu jalannya operasi.Tangan operator dan co-operator harus steril dalam melakukan operasi untuk menghindari adanya infeksi bawaan dari luar tubuh hewan. Tangan dicuci dari telapak tangan hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat dicuci kembali dengan larutan alkohol 70%.
·         Persiapan Hewan
Sebelum operasi dilaksanakan, pasien yang telah diperiksa keadaan fisik dan keadaan darah rutin dipuasakan terlebih dahulu selama 8-12 jam yang bertujuan untuk menghindari dampak pemberian anastesi dan juga untuk membersihkan saluran cerna sehingga memudahkan dalam melakukan pembedahan. Hewan dimandikan dan dicukur bulu di sekitar daerah yang akan dioperasi dua jam sebelum operasi dilakukan.
Pasien ditimbang untuk menentukan dosis obat yang digunakan. Premedikasi yang digunakan adalah atropine sulfat dengan dosis 0,04 mg/kg bb secara subkutan. 10 (sepuluh) menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg bb, xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg bb secara intra muscular. Setelah pemberian anastesi. Frekwensi nafas dan jantung diperiksa setiap 5 menit sekali sampai pembedahan selesai.
·         Prosedur Pelaksanaan Operasi
1. Pemberian Anestesi Umum
          Pasien yang teranastesi diletakkan di atas meja operasi dengan posisi lateral recumbency. Selanjutnya dilakukan pencukuran bulu pada daerah yang akan dilakukan penyayatan dan didisinfeksi dengan alkohol 70 % dan Iodium tincture 3 %. Pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kg BB, xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg BB secara intramuskular. Sebelumnya diberikan premedikasi dengan antropin sulfat 0,04 mg/kg bb secara sub cutan. Cooperator memantau frekwensi kerja jantung dan nafas. Stadium 3 plane 3 ditandai dengan respirasi abdominal dengan amplitude yang minimal, bola mata terletak di tengah, jaw tension menghilang dan reflek pedal hilang sama sekali yang berarti hewan tersebut telah teranestesi sempurna dan siap untuk dioperasi.

2. Teknik Operasi
Tail docking dapat dilakukan dengan beberapa cara :
Ø  Tail docking sebagian (partial) :
Ekor yang terlilit menuju arah distal hanya sedikit atau selipan kedalam sebagian pemeriknya gunakan sarung tangan dan tutup rapat dengan pita. Jepit semua area yang dekat tempat yang akan dipotong dan lakukan desinfeksi untuk melakukan pembedahan. Posisi pasien adalah dalam posisi parianal atau lateral recumbency.
Posisikan alat untuk menghentikan pendarahan secara proximal pada tempat yang akan dipotong. Tarik kulit ekor kearah pangkal ekor, gunakan double V incisi pada distal kulit untuk tempat untuk intervetebral yang ingin dipotong. Orientasi V untuk membuat kulit tertutup ke dorsal dan ventral sehingga akan terlihat lebih panjang dari keinginan ukuran ekor yang akan dipotong.

Kenali dan ligasi medial dan lateral arteri dan vena, tempat yang dipoton sedikit ke cranial. Incisi jaringan lunak sidikit kedistal pada tempat vertebral yang diinginkan dan ekor yang tidak menyambung kedstal, dengan sebuah mata scalpel. Jika terjadi pendarahan, letakkan suatu alat ligasi melingkar disekeliling uung distal dari sisa ekor atau lakukan ligasi di pembuluh darah caudal.
Tutuplah jaringan subcutaneous dan otot setelah dilakukan pembukaan vertebrae (tulang belakang) dengan menggunakan jahitan interrupted (contoh; 3-0 polydioxanone atau polyglyconate). Posisi kulit dorsal pada saat akhir penutupan di caudal vertebrae. Keadaan penutupan kulit ventral sangat diperlukan untuk memberikan kaedaan kulit tanpa terjadi tegangan. Tutuplah tepi kulit dengan menggunakan benang (3-0 atau 4-0 nilon atau polypropylene). Jagalah tempat yang dipotong dengan balutan atau dengan memasang Elizabeth collar pada kepala hewan.
Ø  Tail docking seluruhnya (complit) :
Setelah pasien teranatesi, jepit dan desinfektan daerah perineum dan pangkal ekor. Posisi hewan lateral recumbency. Buat suatu incisi melingkar di dasar ekor. Incisi jaringan subcutaneose untuk membuka otot. Pisahkan dengan alat pembantu otot levator ani, rectococcygeus, dan otot coccygeus ke caudal vertebrae. Ligasi medial dan ventral arteri dan vena caudalis sebelum atau setelah dilakukan pemotongan.
Potonglah ekor sampai tidak tersambung lagi dengan menggunakan sebuah mata scalpel pada dua atau tiga caudal vertebrae. Bersihkantempat yag telah dipotong setelah hemostatis/ pemberhentian darah dicapai. Tutuplah otot levator ani dengan jaringan subcutaneous dengan pola jahitan simple interrupted atau continuous (3-0 atau 4-0 polydioxanone, poliglecaprone 25, atau polyglyconate).
Jika diperlukan hilangkan kulit yang lebih dan tutup tepi kulit dengan kira-kira menggunakan benang tidak diserap (3-0 atau 4-0 nylon, polybutester, atau polypropylene). Sebagian pembantu untuk lipatan ekor dapat juga dipelihara, bagaimanapun lipatan kulit pyoderma diharapkan akan bertahan.
Dalam melakukan tail docking selain jenis tail docking yang akan digunakan perlu juga diperhatikan, usia hewan yang akan dilakukan tail docking pun harus diperhatikan. Tail docking dapat dilakukan antara lain pada usia seperti berikut :
a. Tail docking pada anak anjing usia 1  minggu :
Dapat dilakukan pada umur antara 3 dan 5 hari pasca kelahiran. Secara alami, anesthesia tidak harus diberikan, namun mengingat animal welfare  sebagai dokter hewan kita tetap harus memberikan  pengertian yang baik pada pemilik akibat dari rasa sakit yang ditimbulkan oleh operasi. Berikut tata cara tindakan tail docking pada anak anjing usia 1 minggu.

 Gambar 1 : Caudectomy pada anak anjing

1.      Tempat yang akan dipotong dipersiapkan yaitu dicukur bulu dan didesinfektan seperti biasanya.
2.      Kulit ditekan ke arah depan, agar kulit yang tertinggal lebih panjang dari tulang ekor. Ini dimaksudkan untuk mempermudah menjahit atau menutup luka operasi.
3.      Pemotongan bisa dengan scalpel, gunting atau dengan gunting kuku anjing, pendarahan yang terjadi di tampon yang biasanya terjadi disisi lateral dari pangkal ekor dan satu disebelah medial yang dapat diatasi dengan kauterisasi.
4.      Jahitan dilakukan dengan pola simple interrupted dengan benang nilon, kemudian dioleskan iodium tinctur dan dibalut dengan perban. Pembalut tidak dibolehkan diikat terlalu kencang.

b. Teknik bedah tail docking pada anak anjing usia 1 bulan
Dapat dilakukan dengan merestrain anak anjing terlebih dahulu. Kemudian  jepit dan sediakan tempat yang aseptis untuk melakukan pemotongan. Tarik kulit ekor kearah pangkal ekor, tekan dengan kuat bagian ekor antara ibu jari dan jari telunjuk, hal ini dilakukan dengan tujuan membantu mengontrol terjadi hemoragi. Palpasi pada tempat potongan yang diinginkan. Potong ekor antar batasan caudal vertebrae dengan menggunakan gunting mayo, ujung jarum penghiyas (nail trimmers), mata scalpel, atau sebuah pemotong ekor (tail docker/ cutter).

Gambar 2 : Proses Operasi Tail Docking pada Anjing

Dapat juga dilakukan dengan menggunakan gunting untuk bantuan penarikan kulit. Letakkan mata pisau secara ventral pada saat memotong tempat yang diingkan. Kedudukan mata pisau dorsal lebih kedistal membentuk sudut miring. Lingkaran/ putar mata pisau ke dalam posisi garis tegak lurus saat mempertahankan dengan kuat hubungan kulit untuk mendorong kulit ke cranial, selesai memotong pada bagian intervetebral, control hemoragi dengan tekanan atau electrocautery. Perpanjangan penarikan kulit berakhir pada sisa ekor, ukurlah ukuran ekor yang telah dipotong dan jika diperlukan amati lebih lama. Tutup tepi kulit kira-kira dengan dua atau tiga benang nylon atau polypropylene.

c. Tail docking pada anjing dewasa (3 bulan ke atas) :
1.    Tentukan tempat pemotongan dan adakan persiapan operasi termasuk persiapan untuk anestesinya.
2.    Anestesi bisa lokal ditambah pemberian obat penenang; regional anestesi seperti epidural anestesi atau anestesi umum.
3.    Sebelum dipotong dilakukan pemasangan dook steril, torniquet yaitu dengan bahan plastik/karet supaya mengurangi/menghilangkan pendarahan.
4.      Kulit diincisi pada bagian distal dari tempat pemotongan tulang.
5.      Lakukan preparasi pada jaringan dibawahnya ke arah proksimal sampai ditempat pemotongan, cari pembuluh darah disebelah lateral, kemudian diligasi dengan cat gut.
6.      Pemotongan tulang ekor diusahakan tepat di intercoccygeal, kendorkan torniquet kalau masih ada pendarahan. Perbaiki dulu, kalau terpaksa gunakan kauterisasi.
7.      Sisa muskulus dilipat ke atas dan dijahit, kulit dibentuk setengah lingkaran dan dijahit.
8.      Terakhir dilakukan pemerbanan dengan kasa.

4.2 Tindakan Post-Operasi Tail Docking
Setelah opersi selesai dilakukan daerah bekas sayatan dibersihkan dan disinfeksi dengan Iodium tincture 3 %. Diatas luka yang telah dijahit ditaburkan Wonder dust atau swaat, ke dalam luka disemprotkan Penicllin oil. Pasien disuntikkan Procain Penicillin G secara intra muskular dan diinjeksi vitamin B Kompleks.
Pasien dimasukkan ke dalam kandang yang bersih dan kering, luka operasi dijaga kebersihannya, jahitan dibuka setelah luka operasi kering dan pada bekas operasi diolesi iodium tinctur 3 %. Untuk anak anjing sebaiknya dilakukan pasangan Elizabeth collar. Pemerbanan dipertahankan selama tujuh hari, selanjutnya diteruskan dengan pemerbanan kedua sampai benar-benar sembuh baru dibuka. 
______________________________________________

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1         Simpulan
Tail docking adalah istilah yang digunakan untuk pemotongan ekor, dimana dilakukan untuk mengikuti dengan bentuk standar hewan-hewan atau tradisi, dimana secara etis dan koral masih diperdebatkan. Operasi potong ekor lebih ke arah kosmetik atau kecantikan penampilan. Pemilik yang berpengalaman dalam merawat anjing lebih memilih cara ini sebagai bentuk kasih sayangnya pada hewan peliharaan. Tail dapat dilakukan dengan 2 metode; partial atau sebagian dan complit atau seluruhnya.

5.2         Saran
                Dalam pelaksanaan tail docking harus diperhatikan tujuan dan perlakuannya agar memenuhi kaidah animal welfare. Perlakuan tail docking hanya disarankan apabila hewan mengalami penyakit yang susah disembuhkan pada bagian ekor atau caudalnya. Contohnya seperti penyakit Fistula perianal.
______________________________________________

DAFTAR PUSTAKA

American Veterinari Medical Asociation. 2013. Welfare Implication of tail Docking-Dogs. Welfare Division.
Carlson,dkk. 2007. Dog Owner’s Home Veterinary Handbook. 4th Edition. Wiley Publishing, Inc.
New Zealand Veterinary Association Policy. 2011. Tail Docking Of Dogs.
Sudisma, I.G.N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Bali : Udayana University Press

You migh also like:

Resent post


Recent Posts Widget