Tugas Kesehatan Masyarakat Veteriner II
ESCHERCHIA COLI
SEBAGAI AGEN BAKTERIAL FOOD BORNE DESEASE
IRMA
ROZALINA
1109005041
Kelas A
FAKULTAS
KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS
UDAYANA
DENPASAR-
BALI
2014
______________________________________________
______________________________________________
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Bakteri
E.Coli ditularkan melalui makanan/ minuman yang tercemar kuman (foodborne disease).
Penularan melalui makanan seperti buah-buahan, sayuran yang dimakan segar
(tanpa dimasak), susu yang diminum tanpa proses pengolahan, tangan yang tidak
bersih kemudian mencemari makanan/ minuman.
E.
coli O157: H7 yang paling sering ditemukan pada sapi, ayam, rusa, domba, dan
babi. Daging dapat terkontaminasi selama pembantaian, ketika usus hewan yang
terinfeksi atau kotoran bersentuhan dengan bangkai. Makanan lain yang terkadang
terkontaminasi dengan E. coli termasuk susu yang tidak dipasteurisasi dan keju,
jus, lobak, selada, bayam, dan air. Penyebab lainnya adalah kontak dengan
kotoran hewan yang terinfeksi serta kontaminasi silang.
Bakteri
E.Coli hidup optimal pada suhu 70C - 500C, dapat hidup pada suasana asam (pH
4,4), masa inkubasi 2 - 8 hari (rata-rata 4 hari), mampu memproduksi toksin
yaitu Verotoksin (VT) 1 dan 2, tetapi akan mati pada pemanasan suhu 700C selama
2 menit. E. coli O157 H:7 selain dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan
berupa diare atau sering juga disebut sebagai traveler’s diare juga dapat
menyebabkan terjadinya hemolytic uremic syndrome, gagal ginjal bahkan kematian.
______________________________________________
MASALAH
Masalah yang diangkat pada tugas mandiri ini adalah:
1.
Jenis Escherchia coli apa yang menjadi food
borne desease?
2.
Penyakit apa
yang ditimbulkannya?
3.
Bagaimana pencegahannya?
Gambar 1. topografi koloni E. coli
O157: H7 strain (A) 43895OW (curli non-produksi) dan (B) 43895OR (curli
memproduksi) tumbuh pada agar selama 48 jam pada suhu 28 ° C.
source: wikipedia.com
______________________________________________
PEMBAHASAN
A.
Bakteri Escherchia
coli
Escherichia coli, atau biasa disingkat
E. coli, adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang
pertama kali ditemukan oleh Theodor Escherich dalam usus besar manusia.
Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya kecuali E. Coli O157:H7
Gambar 2. Di bawah perbesaran 6836x berwarna
scanning mikrograf elektron (SEM) digambarkan sejumlah bakteri Escherichia coli
Gram-negatif dari O157 regangan: H7. Courtesy of CDC / National Escherichia,
Shigella, Vibrio Reference Unit di CDC.
source: http://www.extension.org/
Escherichia coli O157:H7 merupakan jenis
E. coli yang patogen terhadap manusia dan banyak menyebarkan penyakit pada
manusia. E. coli galur ini pertama kali diisolasi tahun 1982 di Oregon dan
Michigan karena beberapa orang setelah makan hamburger mengalami diare
setelahnya.
Dalam metabolismenya E.coli O157:H7
dapat menggunakan rafinosa dan dulcitol sedangkan hanya sedikit dari E.coli
lain yang dapat menggunakan rafinosa dan dulcitol. Selain itu, E.coli 0157:H7
juga memiliki ciri-ciri kondisi lingkungan yang berbeda dengan E.coli lainnya,
dimana ia dapat bertahan hidup pada kondisi suhu yang rendah dan dalam kondisi
asam. Hal ini tidak terjadi pada E.coli lain yang tidak dapat bertahan hidup
pada kondisi suhu rendah dan dalam kondisi pH asam.
B.
Penyakit yang ditimbulkan Escherchia coli
Escherchia
coli dapat mengakibatkan
keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena
eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin. Toksin ini bekerja dengan cara
menghilangkan satu basa adenin dari unit 28S rRNA, sehingga menghentikan
sintesis protein. Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak,
seperti daging hamburger yang belum matang.
Gambar 3. Model transmisi E. coli O157: H7 dari ternak ke manusia.
source: http://www.pnas.org/
Angka transmisi E. coli O157: H7 dari
ternak ke manusia menurut data dari berbagai studi melaporkan kontaminasi pada tanaman dan sumber air dikaitkan
dengan penggunaan pupuk pupuk atau dari kontaminasi kotoran dari
ternak di dekatnya. Sumber-sumber infeksi pada manusia dengan E. coli O157: H7
yang diidentifikasi terlebih dahulu dengan metode epidemiologi. Dalam beberapa
kasus, E. coli O157: H7 diisolasi dari makanan yang dicurigai atau sumber lain;
dalam banyak kasus, termasuk wabah yang berhubungan dengan tanah daging, PFGE
atau fag mengetik memberikan konfirmasi tambahan bahwa bakteri yang diisolasi
dari pasien dan dicurigai makanan atau sumber lain adalah strain yang sama.
PFGE mengetik juga telah berguna dalam menghubungkan wabah terpisah secara
geografis untuk sumber yang sama daging yang terkontaminasi. Temuan E. coli
O157: H7 pada burung, rusa, dan hewan lainnya telah menimbulkan spekulasi bahwa
organisme ini mungkin juga kendaraan untuk O157: H7 transmisi.
Bakteri ini juga memiliki adhesin yang
dikenal dengan intimin untuk pelekatan pada sel epitelial yang disandikan oleh
gen eae. Ditambah dengan antigen flagella yaitu H yang memiliki struktur yang
panjang yang memiliki spesifitas serologi yang ditentukan dari epitopnya. Dan
terakhir antigen somatik yaitu antigen O.
E. coli O157:H7 ini memiliki toksin yang
disebut dengan shiga (vero) toksin. Toksin yang dihasilkan E. coli galur ini
adalah toksin yang mirip dengan Shigella dysenteriae. Shiga-like toxin E. coli
(STEC) adalah patogen yang berada dalam pencernaan dan manusia yang terserang
serotipe STEC ini, disebut juga dengan terserang enterohemorrhagic E. coli
(EHEC). Vaktor virulensinya ada shiga toxin 1 dan shiga toxin 2.[8] Toksin
shiga yang mirip dengan Shigella adalah shiga toxin 1.
Penyakit yang biasa ditimbulkan oleh E.
coli O157:H7 pada manusia adalah hemorrhagic colitis (HC), hemolytic uremic
syndrome (HUS), dan thrombotic thrombocytopenic purpura. Haemorrhagic colitis
memiliki gejala diare berdarah, kram perut, gagal ginjal, dan menyebabkan
kematian mikroflora dalam usus. Jika terserang E. coli ini, kemungkinan terkena
penyakit haemorrhagic colitis adalah 38-61% dengan masa penyembuhannya antara
5-10 hari.
Bila haemorrhagic colitis dibiarkan,
penyakit ini dapat berakibat fatal karena adanya komplikasi yang disebabkan
oleh haemolytic uraemic syndrome yang dapat menyebabkan kerusakan sel darah
merah, dan gagal ginjal, serta diare dengan feses yang mengeluarkan darah
(pendarahan yang dapat berakibat fatal, bahkan menyebabkan kematian, khususnya
pada anak-anak).
Sedangkan, Thrombotic thrombocytopenic
purpura dapat menyebabkan thrombocytopenia, anemia, demam, kerusakan pencernaan,
dan kerusakan saraf. Penyakit-penyakit ini umumnya disebakan oleh konsumsi
daging maupun sayuran yang tidak masak. Daging maupun sayuran yang tidak masak
ini merupakan habitat dari E. coli patogen ini.
Gambar. 4. Proses pathobiologic dari E. coli O157:. H7.
source: http://images.google.com/
Proses kompleks E. coli O157: H7 menempel pada mukosa usus dimulai
dengan lampiran fimbrial bakteri diikuti oleh translokasi protein Tir bakteri
ke dalam membran sel inang. Tir berfungsi sebagai reseptor untuk bakteri
intimin protein lampiran membran luar. Satu atau lebih jenis racun Shiga yang
dilepaskan yang kemudian berikatan dengan reseptor seluler mereka, glikolipid
netral Gb3 dan GB4. Internalisasi dan aktivasi sel blok racun ini ribosomal
peptide perpanjangan maka mengganggu sintesis protein menyebabkan kematian sel.
Kerusakan usus memungkinkan Shiga racun dan faktor bakteri lainnya untuk
mendapatkan pintu masuk ke sirkulasi. Ini dapat mencapai jaringan inang
multiple termasuk ginjal di mana kerusakan hasil microvasculature pada sindrom
uremik hemolitik berpotensi mematikan. Pengobatan penyakit ini sebagian besar
masih mendukung tanpa antibakteri yang diterima secara luas atau racun
bertarget rejimen. Agen antibakteri diyakini mengakibatkan lisis bakteri dan
pelepasan racun yang tersimpan. Salah satu metode pengobatan yang potensial
dapat bergantung pada penghambatan ekspresi toksin sebelum pemberian agen
bakterisida
C. Pencegahan Penularan Penyakit
Setiap makanan memiliki potensi dapat terkontaminasi
oleh E. coli. Inilah sebabnya mengapa penting untuk mengambil tindakan
pencegahan dalam menyiapkan makanan dan sebelum makan di restoran. Karena
bakteri E. coli dapat bertahan hidup selama beberapa minggu pada permukaan,
sehingga menjaga kebersihan sangat penting. Langkah sederhana lain yang dapat
dilakukan untuk mengurangi risiko E. Infeksi coli meliputi:
a.Higiene
personal
· Cuci tangan dengan bersih sebelum dan
sesudah makan dan setelah pergi ke kamar mandi
· Cuci tangan dengan bersih setelah kontak
dengan hewan ternak
· Kenakan sarung tangan sekali pakai
ketika mengganti popok anak-anak yang mengalami diare
b.Menghindari
kontaminasi pada makanan
· Membersihkan semua buah-buahan dan
sayuran sebelum dimakan
· Hindari menempatkan daging mentah satu
tempat dengan makanan lain saat memasak
c.Masak
daging dengan sempurna, masaklah dulu makanan sebelum dimakan sekitar 70-100oC
d.Jangan
makan makanan mentah
e. Hindari minum air non-clorinasi, susu
yang tidak dipasteurisasi
______________________________________________
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Escherichia coli O157
H:7 adalah salah satu bakteri pathogen yang dapat menyebabkan gastroenteritis,
dengan gejala mulai diare ringan sampai hemolytic uremic syndrome, gagal ginjal
dan kematian. Bakteri E.Coli ditularkan melalui makanan/ minuman yang tercemar
kuman (foodborne disease). Penularan melalui makanan seperti buah-buahan,
sayuran yang dimakan segar (tanpa dimasak), susu yang diminum tanpa proses
pengolahan, tangan yang tidak bersih kemudian mencemari makanan/ minuman.
E. coli O157:H7 ini memiliki toksin yang
disebut dengan shiga (vero) toksin yang terdiri dari shiga toxin 1 dan shiga
toxin 2. Penyakit yang biasa ditimbulkan oleh E. coli O157:H7 pada manusia
adalah hemorrhagic colitis (HC), hemolytic uremic syndrome (HUS), dan
thrombotic thrombocytopenic purpura.
Untuk mencegahnya dilakukan
dengan higiene personal, menghindari kontaminasi pada makanan, memasak daging
dengan sempurna, masaklah dulu makanan sebelum dimakan sekitar 70-100oC,
jangan makan makanan mentah, dan menghindari minum air non-clorinasi, susu yang
tidak dipasteurisasi
Saran
Seperti yang telah diuraikan bahwa E.Coli
ditularkan melalui makanan/ minuman yang tercemar yang dapat menimbulkan
penyakit yang cukup fatal sehingga sebaiknya melakukan pencegahan terhadap
penyakit ini dari pada pengobatan.
______________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Suardana,
IW, Swacita, IBN. 2009. Higiene Makanan,
Kajian Teori dan Prinsip Dasar.
Udayana University Press. Bali
Andriani, Escherichia
Coli 0157 H:7 sebagai Penyebab Penyakit
Zoonosis. Lokakarya Nasional Penyakit Zoonosis.
Wikipedia. Escherichia coli. http://id.wikipedia.org/. 11 Juni 2014
Extention. 2012. E. coli O157:H7. http://www.extension.org/. 11 Juni 2014
Wikipedia. Escherichia coli O157:H7. http://id.wikipedia.org/. 11 Juni 2014
Gansheroff , Lisa J. 2000. Escherichia coli O157:H7 in beef cattle
presented for slaughter in the U.S.: Higher prevalence rates than previously
estimated. PNAS vol. 97 no. 7 2959-2961
Rahal, Elias A dkk. 2012. Escherichia coli
O157:H7—Clinical aspects and novel treatment approaches.. Frontiers in
Cellular and Infection Microbiology November 2012 Volume 2
Merdeka. 2013. 5 Cara menghindari
infeksi bakteri E-Coli. http://www.merdeka.com/ 11 Juni 2014
BN. 2011. Tips mencegah Infeksi bakteri
E.coli. http://biologi-news.blogspot.com/ 11 Juni 2014