cookieOptions = {...}; Pengujian data tidak berpasangan | My veterinary day
Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

15 Desember 2013

Pengujian data tidak berpasangan

Biostatistika
PENGUJIAN DATA TIDAK BERPASANGAN
UJI KHI-KHUADRAT




KELOMPOK VII
Kelas A



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR- BALI
2013

_____________________________________________

DOWNLOAD
_____________________________________________

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Virus Avian Influenza (VAI) H5N1 atau yang dikenal dengan Flu Burung masih bersirkulasi di seluruh dunia. Wabah akibat virus ini pertama kali dilaporkan di Asia kemudian menyebar ke seluruh dunia (WHO, 2011; OIE, 2011). Semua kabupaten di Provinsi Bali dilaporkan sudah tertular VAI (Tim Surveilans Pembebasan Penyakit AI Universitas Udayana, 2005; Santhia dan Putra, 2004).
Itik adalah unggas yang sangat penting untuk selalu dipantau. VAI pada itik tidak terlalu patogen, namun unggas air tersebut terus menerus mengeksresikan virus dalam waktu yang lama ke lingkungan. Hal ini menyebabkan virus dapat menyebar ke unggas lain dan manusia, sehingga bisa menjadi ancaman terjadinya pandemi (Hulse-Post et al., 2005).
Pasar unggas sangat berpotensi sebagai tempat penularan VAI. Virus AI subtipe H5 pernah terdeteksi pada ayam buras dan itik serta subtipe H5N1 pada itik di tiga pasar unggas di Bali yaitu Pasar Unggas Beringkit di Kabupaten Badung, Pasar Unggas Kediri di Kabupaten Tabanan, dan Pasar Kumbasari di Kota Denpasar (Lestari, 2008; Susanto, 2008), serta Pasar Seririt di Kabupaten Buleleng (Hartawan, 2011).
Pasar Unggas Beringkit Kabupaten Badung dan Pasar unggas Galiran Kabupaten Klungkung merupakan dua pasar unggas terbesar di Bali. Lebih dari 42% pedagang menjual itik di Pasar Unggas Beringkit (Suartha et al., 2010). Oleh karena itu, Pasar Unggas Beringkit bisa dijadikan pasar indeks untuk pemantauan VAI di seluruh Bali (Mahardika, 2010).
Itik di Pasar Unggas Beringkit dan Galiran berpotensi menularkan VAI. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2008) menemukan beberapa isolat VAI H5 di Pasar Beringkit, namun penelitian yang dilakukan oleh Hartawan (2011) tidak menemukan adanya VAI H5N1 di kedua pasar unggas tersebut. Tetapi data seroprevalensi infeksi VAI di kedua pasar unggas tersebut belum tersedia, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang hal tersebut. Hal ini diharapkan menjadi model baru pemantauan VAI di Indonesia maupun di Asia. Pemantauan VAI di pasar unggas dan peternakan unggas diharapkan dapat menjadi peringatan dini yang harus diterapkan di negara-negara Asia (Amonsin et al., 2008; WHO, 2011).
Untuk membandingkan data yang teramati dengan data secara teori, maka digunakan uji Khi-Kuadrat (X2) dalam menyelesaikannya.

I.2 Rumusan Masalah
  1. Bagaimana hubungan antara lokasi pasar unggas dengan jumlah positif sampel yang ditemukan? Dan bagaimana bila dihitung menggunakan Chi-square (X2)?

I.3 Tujuan Penelitian
Mencari tahu bagaimana hubungan antara lokasi pasar unggas dengan jumlah positif sampel yang ditemukan. Selain itu, mencari tahu bagaimana bila data yang didapat dihitung menggunakan Chi-square (X2) dengan SPSS ataupun manual.

I.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi mahasiswa yang memerlukan data yang dimuat di paper ini.

I.5 Hipotesa
H0 = f1 = f2
H1 = fi ≠ fi’ untuk suatu fi
Disini, fi menyatakan jumlah sampel positif di pasar Bringkit atau Galiran


_____________________________________________

II MATERI DAN METODE
II.1 Bahan Penelitian
Sample darah itik diambil di Pasar Unggas Beringkit, Kabupaten Badung dan Pasar Unggas Galiran, Kabupaten Klungkung. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus Detecting the presence of disease n = {1 – (1 - p1)1/d} {N - d/2} + 1 (Thrusfield, 2005). Jumlah minimal sampel dengan menggunakan rumus tersebut adalah 33. Dalam penelitian ini, jumlah sampel yang dikoleksi adalah 35 untuk setiap pasar unggas. Spesimen darah diambil setiap bulan dari Bulan Maret sampai dengan Agustus 2012.

II.2 Alat Penelitian
-          Spuite 3 ml
-          Tabung effendorf 1,5 ml
-          Plate mikro dengan dasaran U
-          Inkubator

II.3 Prosedur Penelitian
Spesimen Serum diambil sebanyak 1 ml darah itik diambil melalui vena brachialis menggunakan spuite 3 ml. Spuite yang telah berisi darah diletakan dalam posisi horizontal agar serum dapat terpisah dengan sempurna. Serum yang telah terpisah ditempatkan pada tabung effendorf 1,5 ml dan diinkubasikan pada suhu 56 °C selama 30 menit. Selanjutnya, serum disimpan di dalam suhu -20°C (WHO, 2002).
Selanjutnya, dilakukan Uji HI dengan mengisi 25 μl NaCl 0,9% ke dalam lubang plate mikro dengan dasaran U dari lubang ke-1 sampai lubang ke-12. Lubang ke-1 ditambahkan serum unggas yang telah diencerkan 10X sebanyak 25 μl. Selanjutnya, pengenceran bertingkat dilakukan dengan cara mengambil 25 μl cairan pada lubang ke-1 lalu diletakan pada lubang ke-2 demikian seterusnya sampai lubang ke-11. Antigen AI 4 HA sebanyak 25 μl ditambahkan dari lubang ke-1 sampai lubang ke-11. Plate kemudian diayak selama 30 detik lalu diinkubasikan pada suhu kamar selama 30 menit. Suspensi sel darah merah (SDM) konsentrasi 0,5% sebanyak 50 μl ditambahkan ke semua lubang. Plate kembali diayak dan diinkubasikan selama 30 menit. Pembacaan dilakukan setelah sel darah merah kontrol mengendap Hasil positif uji HI ditandai dengan adanya endapan SDM pada dasar lubang (WHO, 2002).


II.4 Analisis Data

Data dinamika seroprevalensi VAI H5 pada itik di Pasar Unggas Beringkit dan Galiran dianalisis secara deskritif. Perbedaan seroprevalensi antara Pasar Unggas Beringkit dan Galiran dianalisis menggunakan Uji Statistik Non-Parametrik Chi-square (χ2).


You migh also like:

Resent post


Recent Posts Widget