cookieOptions = {...}; Hematologi | My veterinary day
Blogger Tips and TricksLatest Tips For BloggersBlogger Tricks

22 November 2013

Hematologi

Jawaban pertannyaan materi hematologi (materi Prof.Dr.drh.Made Damriyasa,M.S)

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep eritron!
Eritron adalah “Precursor” sel eritrosit dan sel eritrosit sebagai satu komponen organ atau unit fungsional sistem eritroid fungsinya untuk membawa oksigen.
2. Pada deret eritrosit, dimanakan hemoglobin mulai dibentuk ?
Hemoglobin mulai dibentuk di normoblast tepatnya di polychromatophilic normoblast
3. Jelaskan, pada keadaan apakah jumlah retikulosit dpt meningkat?
Retikulosit dapat meningkat saat respon sutul karena  perdarahan hebat atau anemia regeneratif (perdarahan mendadak atau hemolisis =anemia hemolitik), pengobatan terhadap anemia defisiensi besi, anemia def B12 ataupun anemia defisiensi asam folat yang tepat (terjadi regenerasi sutul)
4. Jelaskan, apakah keuntungan bentuk bikoncave dan kerugian bentuk sferis bagi eritrosit?
Keuntungan bentuk eritrosit bikoncave adalah permukaan sel luas sehingga mempermudah pertukaran gas dan mudah berubah bentuk sehingga mudah melalui pembuluh darah kecil. Sedangkan bentuk sferis adalah eritrosit lebih fragil (mudah pecah) yang dapat menyebabkan anemia yang parah.
5. Jelaskan, mengapa defisiensi vitamin B12 atau asam folat(B9) dpt menyebabkan bentuk eritrosit yg makrositik?
Asam folat dan vitamin B12 merupakan bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh dan pertumbuhan sel jaringan umumnya. Hal ini karena keduanya berperaran dalam proses pembentukan maupun sintesis dna. Karena jaringan yang menghasilkan eritrosit paling cepat pertumbahan dan proliferasinya, kekurangan vitamin B12 menghambat kecepatan pembentukan eritrosit.
Sel- sel eritroblastik sum- sum tulang tidak dapat berproliferasi dengan cepat sehingga ukuranny lebih bersar dari yang normal dan berkembang menjadi megaloblas yang selanjutnya menjadi makrosit. Kemampuan makrosit hampir sama dengan eritrosit tetapi sangat fragil dan hidupnya singkat. Sehingga kekurangan vitamin B12 dan asam folat akan menyebabkan kegagalan eritropoesis menimbulkan pembesaran prekursor sel darah.
6. Perbedaan antara hemolisis intravaskuler dan ekstravaskuler
Hemolitik ekstravaskuler terjadi di dalam sel makrofag dari sistem retikuloendotelial, terutama di lien, hepar dan sumsum tulang karena sel ini mengandung enzim heme oxygenase. Lisis terjadi jika eritrosit mengalamai kerusakan, baik di membrannya, hemoglobinnya maupun fleksibilitasnya.
Jika sel eritrosit dilisis oleh makrofag, ia akan pecah menjadi globin dan heme. Globin ini akan kembali disimpan sebagai cadangan, sedangkan heme nanti akan pecah lagi menjadi besi dan protoporfirin. Besi diangkut lagi untuk disimpan sebagai cadangan, akan tetapi protoforfirin tidak, ia akan terurai menjadi gas CO dan Bilirubin.
Bilirubin jika di dalam darah akan berikatan dengan albumin membentuk bilirubin indirect (Bilirubin I), mengalami konjugasi di hepar menjadi bilirubin direct (bilirubin II), dieksresikan ke empedu sehingga meningkatkan sterkobilinogen di feses dan urobilinogen di urin.
Sedangkan hemolitik intravaskuler terjadi di dalam sirkulasi. Jika eritrosit mengalami lisis, ia akan melepaskan hemoglobin bebas ke plasma, namun haptoglobin dan hemopektin akan mengikatnya dan menggiringnya ke sistem retikuloendotelial untuk dibersihkan. Namun jika hemolisisnya berat, jumlah haptoglobin maupun hemopektin tentunya akan menurun. Akibatnya, beredarlah hemoglobin bebas dalam darah (hemoglobinemia). Jika hal ini terjadi, Hb tsb akan teroksidasi menjadi methemoglobin, sehingga terjadi methemoglobinemia.
Hemoglobin juga bisa lewat di glomerulus ginjal, hingga terjadi hemoglobinuria. Namun beberapa hemoglobin di tubulus ginjal nantinya juga akan diserap oleh sel-sel epitel, dan besinya akan disimpan dalam bentuk hemosiderin. Jika suatu saat epitel ini mengalami deskuamasi, maka hanyutlah hemosiderin tersebut ke urin sehingga terjadi hemosiderinuria, yg merupakan tanda hemolisis intravaskuler kronis.
7. Apakah perdarahan yang terjadi pada anemia aplastik dapat menimbulkan peningkatan retikulosit?
Tidak, anemia aplastik menyebabkan penurunan retikulosit, dengan indikasi hipofungsi  sutul atau anemia aplastik, anemia nutrisional  (anemia def besi) sedangkan peningkatan retikulosit indikasinya respon sumsum tulang karena perdarahan hebat atau anemia regeneratif atau pengobatan terhadap anemia defisiensi besi, atau anemia def B12 atau anemia defisiensi asam folat yang tepat (terjadi regenerasi sumsum tulang)

You migh also like:

Resent post


Recent Posts Widget