1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konsep eritron!
Eritron adalah “Precursor” sel eritrosit dan sel eritrosit sebagai satu komponen organ atau unit fungsional sistem
eritroid
fungsinya untuk membawa
oksigen.
2. Pada deret eritrosit, dimanakan hemoglobin mulai
dibentuk ?
Hemoglobin mulai dibentuk di
normoblast
tepatnya di polychromatophilic
normoblast
3. Jelaskan, pada keadaan apakah jumlah retikulosit dpt
meningkat?
Retikulosit dapat meningkat saat respon sutul karena perdarahan
hebat atau anemia regeneratif (perdarahan mendadak atau hemolisis =anemia
hemolitik), pengobatan terhadap anemia defisiensi besi, anemia def B12 ataupun anemia defisiensi asam folat yang tepat (terjadi
regenerasi sutul)
4. Jelaskan, apakah keuntungan bentuk bikoncave dan
kerugian bentuk sferis bagi eritrosit?
Keuntungan
bentuk eritrosit bikoncave adalah permukaan sel
luas sehingga
mempermudah pertukaran gas
dan mudah berubah bentuk sehingga mudah melalui pembuluh darah kecil.
Sedangkan bentuk sferis adalah eritrosit
lebih fragil (mudah pecah) yang dapat menyebabkan anemia yang parah.
5. Jelaskan, mengapa defisiensi vitamin B12
atau asam folat(B9) dpt menyebabkan bentuk eritrosit yg makrositik?
Asam folat dan vitamin B12 merupakan
bahan makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh dan pertumbuhan sel
jaringan umumnya. Hal ini karena keduanya berperaran dalam proses pembentukan
maupun sintesis dna. Karena jaringan yang menghasilkan eritrosit paling cepat
pertumbahan dan proliferasinya, kekurangan vitamin B12 menghambat
kecepatan pembentukan eritrosit.
Sel- sel eritroblastik sum- sum tulang tidak dapat
berproliferasi dengan cepat sehingga ukuranny lebih bersar dari yang normal dan
berkembang menjadi megaloblas yang selanjutnya menjadi makrosit. Kemampuan
makrosit hampir sama dengan eritrosit tetapi sangat fragil dan hidupnya
singkat. Sehingga kekurangan vitamin B12 dan asam folat akan
menyebabkan kegagalan eritropoesis menimbulkan pembesaran prekursor sel darah.
6. Perbedaan antara hemolisis intravaskuler dan
ekstravaskuler
Hemolitik ekstravaskuler terjadi di dalam sel makrofag dari sistem
retikuloendotelial, terutama di lien, hepar dan sumsum tulang karena sel ini
mengandung enzim heme oxygenase. Lisis terjadi jika eritrosit mengalamai
kerusakan, baik di membrannya, hemoglobinnya maupun fleksibilitasnya.
Jika sel
eritrosit dilisis oleh makrofag, ia akan pecah menjadi globin dan heme. Globin
ini akan kembali disimpan sebagai cadangan, sedangkan heme nanti akan pecah
lagi menjadi besi dan protoporfirin. Besi diangkut lagi untuk disimpan sebagai
cadangan, akan tetapi protoforfirin tidak, ia akan terurai menjadi gas CO dan
Bilirubin.
Bilirubin
jika di dalam darah akan berikatan dengan albumin membentuk bilirubin indirect
(Bilirubin I), mengalami konjugasi di hepar menjadi bilirubin direct (bilirubin
II), dieksresikan ke empedu sehingga meningkatkan sterkobilinogen di feses dan
urobilinogen di urin.
Sedangkan hemolitik intravaskuler terjadi di dalam sirkulasi. Jika
eritrosit mengalami lisis, ia akan melepaskan hemoglobin bebas ke plasma, namun
haptoglobin dan hemopektin akan mengikatnya dan menggiringnya ke sistem
retikuloendotelial untuk dibersihkan. Namun jika hemolisisnya berat, jumlah haptoglobin
maupun hemopektin tentunya akan menurun. Akibatnya, beredarlah hemoglobin bebas
dalam darah (hemoglobinemia). Jika hal ini terjadi, Hb tsb akan teroksidasi
menjadi methemoglobin, sehingga terjadi methemoglobinemia.
Hemoglobin
juga bisa lewat di glomerulus ginjal, hingga terjadi hemoglobinuria. Namun
beberapa hemoglobin di tubulus ginjal nantinya juga akan diserap oleh sel-sel
epitel, dan besinya akan disimpan dalam bentuk hemosiderin. Jika suatu saat
epitel ini mengalami deskuamasi, maka hanyutlah hemosiderin tersebut ke urin
sehingga terjadi hemosiderinuria, yg merupakan tanda hemolisis intravaskuler
kronis.
7. Apakah perdarahan yang terjadi pada anemia aplastik dapat menimbulkan peningkatan retikulosit?
Tidak,
anemia aplastik menyebabkan
penurunan retikulosit, dengan
indikasi hipofungsi sutul atau anemia aplastik, anemia
nutrisional (anemia def besi)
sedangkan peningkatan
retikulosit indikasinya respon sumsum tulang karena perdarahan
hebat atau anemia regeneratif atau pengobatan terhadap anemia defisiensi besi, atau
anemia def B12 atau anemia defisiensi asam folat yang tepat (terjadi regenerasi sumsum tulang)