Tugas Bedah Khusus Veteriner
Arista Novi Sandra 11-26
Priscilla Maria Sariyono Putri 11-27
Muhammad Andry Rahim 11-30
Agar Sektiono Widodo 11-32
Irenius Rea Adja Dji 11-33
Nur Hanifah Septiani 11-34
Cyrilus Jefferson Bour 11-35
Bina Ichsantya 11-36
Putu Bulan Sasmita Dewi 11-40
Irma Rozalina 11-41
Muhammad Andry Rahim 11-30
Agar Sektiono Widodo 11-32
Irenius Rea Adja Dji 11-33
Nur Hanifah Septiani 11-34
Cyrilus Jefferson Bour 11-35
Bina Ichsantya 11-36
Putu Bulan Sasmita Dewi 11-40
Irma Rozalina 11-41
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
______________________________________________
BAB
I
PENDAHULUAN
Phimosis adalah kondisi dimana kulit yang melingkupi kepala penis (glans penis) tidak bisa ditarik ke belakang untuk membuka seluruh bagian kepala penis(kulup, prepuce, preputium, foreskin).Sedangkan Paraphimosis adalah suatu kondisi dimana prepusium penis yang di retraksi sampai di sulkus koronarium tidak dapat dikembalikan pada keadaan semula dan timbul jeratan pada penis dibelakang sulkus koronarius. Kulit preputium setelah ditarik ke belakang batang penis tidak dapat dikembalikan ke posisi semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.
Preputium
terdiri dari dua lapis, bagian dalam dan luar, sehingga dapat ditarik ke depan
dan belakang pada batang penis. Pada fimosis, lapis bagian dalam preputium
melekat pada glans penis. Kadangkala perlekatan cukup luas sehingga hanya
bagian lubang untuk berkemih (meatus urethra externus) yang terbuka. Fimosis
(phimosis) bisa merupakan kelainan bawaan sejak lahir (kongenital).
Gambar 1. Kasus Paraphimosis |
Gambar 2. Kasus Phimosis |
Indikasi Parafimosis adalah pada saat tindakan menarik
prepusium ke proksimal yang biasanya di lakukan pada saat bersenggama atau
masturbasi atau sehabis pemasangan kateter tetapi preputium tidak dikembalikan
ketempat semula secepatnya . Parafimosis atau pembengkakan yang sangat nyeri
pada prepusium bagian distal dari phimotic ring, terjadi bila prepusium tetap
retraksi untuk waktu lama.Hal ini menyebabkan terjadinya obstruksi vena dan
bendungan pada glans penis yang sangat nyeri. Pembengkakan
dapat membuat penurunan prepusium yang meliputi glans penis menjadi sulit. Seiring
waktu, gangguan aliran vena dan limfatik ke penis menjadi terbendung dan
semakin membengkak. Dengan berjalannya proses pembengkakan, suplai darah
menjadi berkurang dan dapat menyebabkan terjadinya infark/nekrosis penis,
gangren, bahkan autoamputas.
______________________________________________
BAB
II
TUJUAN
DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
Tujuan penulisan
ini pada umumnya adalah untuk memenuhi tugas. Namun, seiring perlunya mahasiswa
dengan pokok bahasan ini, maka tujuan lainnya adalah untuk melatih keterampilan
mahasiswa agar bisa mendiagnosa parafimosis
karena jika parafimosis
tidak segera diterapi, hal ini dapat mengganggu aliran darah ke ujung distal
dari penis (penis tip).
2.2 Manfaat
Penulisan ini
bisa menambah pengetahuan mahasiswa dalam melakukan tindakan operasi pada kasus yang ekstrim
seperti parafimosis ini. Teknik
operasi ini mungkin dapat menyebabkan kerusakan atau cedera
ujung penis, gangren maupun hilangnya ujung penis (penis tip).
______________________________________________
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Phimosis dan Paraphimosis
Phimosis adalah
keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis
(glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga hewan menjadi
kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Phimosis dapat
menyebabkan penumpukan smegma (kotoran hasil sekresi kelenjar kulup) di sekitar
kepala penis. Penumpukan smegma tersebut dapat mendukung penyebaran berbagai
bakteri penyebab peradangan. Jika phimosis menyebabkan kesulitan buang air
kecil sehingga urin tertahan di saluran kencing (uretra) maka dapat terjadi
infeksi uretra.
Paraphimosis
(paraphimosis) Merupakan kebalikan dari Phimosis dimana kulit preputium setelah
ditarik ke belakang batang penis, preputium tidak dapat dikembalikan ke posisi
semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.
Paraphimosis
pada anjing jantan dapat menyebabkan
ketidak mampuan penis anjing untuk
menarik penis kembali keposisi semula yang
benar, hal ini biasa terjadi
seperti selama proses kawin. Hal ini mungkin tampak ereksi diperpanjang,
atau penis lembek yang tidak dapat kembali keposisi yang benar di dalam preputiumnya. Kondisi ini
dapat mempengaruhi setiap anjing jantan dari segala usia, dan dapat menciptakan
masalah tambahan dan sejumlah besar rasa sakit. Paraphimosis adalah kondisi
serius yang memerlukan perhatian medis segera.
3.2 Penyebab Paraphimosis
Paraphimosis
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, genetik atau sebaliknya. Jika penis
anjing memiliki bukaan preputial menyempit atau ada luka atau patah tulang pada
organ, hal ini dapat menyebabkan paraphimosis. Penyebab umum dari kondisi ini
adalah kekusutan rambut di sekitar pangkal penis. Hal ini dapat menyebabkan
band ketat yang mengencangkan dan mencegah penis dari mencabut alami. Tumor
tertentu, kanker atau kondisi yang berhubungan dengan disfungsi ereksi dapat
menyebabkan paraphimosis. Demikian juga, intrusi benda asing atau infeksi di
dalam penis dapat menyebabkan gejala terjadi.
3.3 Gejala klinis
·
prepusium tidak bisa
ditarik ke belakang
·
Balloning
·
Sakit saat berkemih
·
Sulit kencing
·
Pancaran kencing
sedikit
·
Kulit penis tak bisa ditarik
ke arah pangkal
·
Air seni keluar tidak
lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar tidak beraturan
·
Bisa juga disertai
demam
·
Iritasi pada penis.
3.4 Komplikasi
·
Ketidaknyamanan/nyeri
saat berkemih
·
Akumulasi sekret dan
smegma di bawah preputium yang kemudian terkena infeksi sekunder dan akhirnya
terbentuk jaringan parut.
·
Pada kasus yang berat
dapat menimbulkan retensi urin.
·
Penarikan preputium secara
paksa dapat berakibat kontriksi dengan rasa nyeri dan pembengkakan glans penis
yang disebut paraPhimosis.
·
Pembengkakan/radang
pada ujung kemaluan yang disebut ballonitis.
·
Timbul infeksi pada
saluran air seni (ureter) kiri dan kanan, kemudian menimbulkan kerusakan pada
ginjal.
·
Phimosis merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya kanker penis.
3.5 Terapi
Ada tiga cara untuk mengatasi phimosis
yaitu :
a) Menghilangkan
masalah phimosis secara permanen. Rekomendasi ini diberikan terutama bila phimosis
menimbulkan kesulitan buang air kecil atau peradangan di kepala penis
(balanitis).
b) Terapi
obat dapat diberikan dengan salep yang meningkatkan elastisitas kulup.Pemberian
salep kortikoid (0,05-0,1%) dua kali sehari selama 20-30 hari, harusdilakukan
secara teratur dalam jangka waktu tertentu agar efektif.
c) Terapi
peregangan dilakukan dengan peregangan bertahap. Peregangan ini harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari luka yang menyebabkan pembentukan parut.Phimosis
kongenital seyogianya dibiarkan saja. Upaya untuk membersihkan alat kelamin
dengan menarik kulit preputium secara berlebihan ke belakang sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan luka, phimosis didapat, bahkan paraphimosis. Seiring
dengan berjalannya waktu, perlekatan antaralapis bagian dalam kulit preputium
dan glans penis akan lepas dengan sendirinya.Walaupun demikian, jika phimosis
menyebabkan hambatan aliran air seni, diperlukantindakan sirkumsisi (membuang
sebagian atau seluruh bagian kulit preputium) atauteknik bedah plastik lainnya
seperti preputioplasty (memperlebar bukaan kulit preputium tanpa memotongnya
3.6 Indikasi Dilakukan Operasi
Walau bisa
diterapi tanpa operasi, pada beberapa keadaan, phimosis maupun paraphimosis
harus dilakukan operasi. Seperti pada keadaan:
·
Tumor
·
Phimosis atau
paraphimosis kronis
·
Hewan sangat kesulitan
saat urinasi
______________________________________________
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1
Anastesi
Anestesi yang digunakan pada operasi phimosis dan paraphimosis
dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu anestesi lokal ataupun umum. Anestesi
lokal digunakan apabila pasien dapat di restrain dengan baik. Apabila
sebaliknya, restrain tidak bisa dilakukan, dapat menggunakan anestesi umum. Pada pelaksanaan anestesi umum dilakukan dengan menyuntikan atropin secara IM yang bertujuan untuk mencegah terjadinya muntah. Setelah 10 menit maka dilakukan penyuntikan xylazin dan
ketamin sebagai obat untuk anesthesi sesuai dengan dosis. Pada
anastesi lokal, anastesi dilakukan dengan lidokain 2% yang disuntukan secara SC
pada preputium.
4.2 Pre-Operasi
Adapun alat dan bahan
yang perlu dipersiapkan sebelum dilakuannya operasi sebagai berikut :
1.
Meja bedah, alat bedah
minor, spuit, needle, kain drep, tampon, kasa
2.
Benang
absorbable dan non absorbable,
sarung tangan, alkohol 70%, iodine
tincture 3%, antibiotik,
lidocaine 2% atau ketamin-xylazin dan atropin sulfat.
3.
Ruang dan tempat operasi
dibersihkan, peralatan bedah disterilkan, serta dipersiapkan obat-obatan yang
diperlukan.
4.
Dilakukan pemeriksaan fisik
dan laboratorium terhadap pasien. Pasien dipuasakan selama 8-12 jam dengan
tujuan untuk menghindari dampak pemberian anestesi dan untuk membersihkan
saluran cerna.
5.
Operator
harus siap melaksanakan operasi, telah memahami prosedur operasi, terampil,
siap fisik dan mental.
6. Setelah semuanya siap, hewan dapat memasuki ruang operasi.
Kemudian dibaringkan dengan posisi
ventrodorsal recumbency.
7.
Persiapan
terakhir adalah membersihkan rambut yang ada di sekitar site operasi dan
menutup site operasi dengan kain drep.
4.3 Teknik Operasi
untuk Phimosis pada anjing:
1.
Dibuat
insisi pada bagian kraniodorsal preputium melalui kulit, jaringan subcutan
untuk memperlebar lubang preputium.
2.
Dibuang
sedikit preputium (3-5 mm) sehingga penis bisa keluar.
3.
Mukosa penis yang tepat dibelakang gland penis dan preputium dipertautkan dengan jahitan simple interrupted dengan benang non
absorbable.
4.
Hal ini akan
membuat gland penis berada diluar preputium secara permanen
5.
Insisi
dengan bentuk lingkaran juga dapat dilakukan untuk memperlebar lubang
preputium.
4.4 Pasca Operasi
Setelah
operasi, luka dibersihkan dnegan menggunakan betadine dan ditutup dengan kasa.
Bila memungkinkan, hewan dikandangkan, dipasangkan
Elizabeth collar, dan
disuntikan antibiotic sesuai dosis.
Setelahnya, harus diperhatikan dalam beberapa waktu bagaimana urinasinya.
4.5 Teknik Operasi
Paraphimosis
1. Hewan dipersiapakn seperti biasa untuk operasi, dianestesi dan
dibaringkan pada punggungnya (ventrodorsal recumbency)
2. Pada
kasus paraphimosis akibat tumor misalnya, harus di tangani tumornya terlebuh
dahulu.
Gambar 3. Kasus tumor yang menyebabkan paraphimosis
3. Setelah
tumornya ditangani, preputium dijahit pada penis untuk membiarkan luka operasi
tumor kering. Penjahitan ini menggunakan pola simple interrupted dengan benang
non absorbable.
Gambar 2. Penjahitan
preputium pada penis
4. Setelah
7 hari (atau saat luka akibat operasi tumor sembuh), jahitan dibuka dan secara
perlahan lalu penis dikembalikan pada posisi normalnya.
Gambar 3. Setelah penis
dimasukan kembali ke preputium
4.6 Pasca Operasi Paramphimosis
Pada kasus
paraphimosis akibat tumor, terdapat dua tahap pasca operasi.
1.
Pada saat setelah tumor
diangkat, yang harus dilakukan adalah :
a.
menjaga luka akibat operasi
dengan mengkandangkannya juga menjaga kandang tetap bersih, memasang Elizabeth
collar dan membalut luka dengan kasa yang rutin diganti
b.
menyuntikan antibiotic secara
IM sesuai dosis
c.
memperhatikan hewan saat
urinasi agar tidak sembarangan
2.
Pada saat penis dikembalikan
kedalam preputium :
a.
Perhatikan urinasi hewan
selama 3 hari setelahnya
b.
Perhatikan apakah tumor
kambuh kembali
c.
Apabila kedua kejadian
tersebut terjadi, segera hubungi dokter hewan terdekat
______________________________________________
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Phimosis adalah
keadaan di mana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala penis
(glans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang saluran air seni, sehingga hewan
menjadi kesulitan dan kesakitan saat kencing.
Paraphimosis
(paraphimosis) Merupakan kebalikan dari Phimosis dimana kulit preputium setelah
ditarik ke belakang batang penis, preputium tidak dapat dikembalikan ke posisi
semula (ke depan batang penis) sehingga penis menjadi terjepit.
Anastesi yang
dilakukan bisa lokal maupun umum sesuai keadaan. Prinsip teknik operasi nya
kurang lebih sama yaitu bagaimana mengembalikan penis ke keadaan yang tidak
menimbulkan kesakitan. Pada kasus phimosis, dilakukan dnegan cara menjahit
preputium dan bagian dibelakang gland penis menjadi satu. Dan pada paraphimosis,
dengan cara menghilangkan sebabnya agar penis bisa kembali kedalam preputium.
5.2 Saran
a. Saran
kepada mahasiswa FKH : karena literature yang sangat sedikit, diharapkan
mencari tahu lagi tentang teknik operasi ini agar dimasa depan dapat membantu.
b. Saran
kepada masyarakat : agar tidak menyepelekan keadaan ini dan langsung
menghubungi dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut
______________________________________________
DAFTAR
PUSTAKA
A, Kumar,
dkk. 2012. Transmissible Venereal Tumor
Induced Paraphimosis in Dogs. Journal of Advanced Veterinary Research Volume
2 (2012) 48-49
Anonim.
2012. Phimosis in Dogs.
Terdapat pada : [http://www.vetinfo.com/phimosis-in-dogs.html#b]. diakses pada
Sabtu, 11 Oktober 2014
Davidson, Autumn
P., 2013. Paraphimosis in Small Animals. Terdapat pada : [http://www.merckmanuals.com/vet/reproductive_system/reproductive_diseases_of_the_male_small_animal/paraphimosis_in_small_animals.html].
diakses pada Sabtu, 11 Oktober 2014
Iqbal, A,
dkk. 2011. Paraphimosis in a Great Dane Dog - A Case Report. Journal of Advanced Veterinary Research Volume
1 (2011) 26-27
Pavletic, Michael
M. 2005. Management of Canine
Paraphimosis. Standards Of Care: Emergency and Critical Care Medicine,
Angell Animal Medical Center, Boston, Massachusetts
Shakoor, A,
dkk. 2011. Surgical Retrification of
Paraphimosis Associated with Tumourous Growth in a Dog. IJAVMS, Vol. 5,
Issue 5, 2011 : 425-455
Sudisma,
I.G.N. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan
Teknik Operasi. Bali : Udayana University Press